Menyusuri Jejak Revolusi Kota Lama Surabaya (2): Cara Asyik Belajar Sejarah Sejak Dini

Menyusuri Jejak Revolusi Kota Lama Surabaya (2): Cara Asyik Belajar Sejarah Sejak Dini

Anak-anak mengantre beli es krim saat sesi istirahat dalam program walk tour Kota Lama Surabaya pada Sabtu, 13 Juli 2024.-Sahirol Layeli/Harian Disway-

Belajar sejarah memang penting. Tetapi, kerap bikin bosan bila metodenya monoton cuma di dalam kelas. Sebab itulah Ady Setyawan, founder Komunitas Roodebrug Soerabaia, mengajak anak-anak belajar sejarah dengan cara yang lebih asyik.

—--

Semua tahu, Kota Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Banyak keringat dan darah bercucuran di balik Arek-arek Suroboyo memperjuangkan kemerdekaan. Tak sedikit pula yang gugur di medan perang sebelum mencapai tujuan.

Perjuangan dan pengorbanan mereka sungguh tak sia-sia. Tanpa jasa para pahlawan, Surabaya tidak bisa tumbuh seperti sekarang, menjadi metropolitan terbesar setelah Jakarta.

Dengan begitu, bukankah sudah wajar dan sepantasnya kita mempelajari sejarah perjuangan bangsa? Terutama dimulai dengan mengenalkannya sejak dini.

BACA JUGA:Menyusuri Jejak Revolusi Kota Lama Surabaya (1): Kenalkan Sejarah Surabaya

BACA JUGA:Disaksikan Ribuan Warga, Kota Lama Surabaya Resmi Dibuka

Founder Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan mengungkapkan, edukasi sejarah perlu diterapkan untuk membangun karakter anak di masa depan. Mereka perlu tahu alasan para pendahulu terlibat perang dan mempertahankan kemerdekaan.

"Kenapa penjajahan itu buruk, itu yang harus ditanamkan ke anak-anak mulai sekarang," ujar alumnus Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya itu kepada Harian Disway. Sebab, katanya, jangan sampai generasi muda Indonesia memiliki mentalitas budak alias slave mentality akibat ketidaktahuan terhadap sejarah negerinya sendiri.


Antusiasme anak-anak mendengar penjelasan sejarah tentang Kota Lama Surabaya dari founder Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan pada Sabtu, 13 Juli 2024.-Sahirol Layeli/Harian Disway-

Ady mencontohkan fenomena yang terjadi di media sosial tentang Kota Lama Surabaya. Wisata yang baru diresmikan Pemerintah Kota Surabaya itu menjadi buah bibir di masyarakat. Ia mengacungi jempol kepada upaya pemkot menambah wisata sejarah di Kota Pahlawan.

BACA JUGA:Revitalisasi Kota Lama, Merajut Imajinasi Bernuansa Oud Soerabaia

BACA JUGA:Potret Surabaya Kota Lama, Sudah Ramai Meski Belum Dibuka

Namun, ia terusik pada satu hal. Yakni apresiasi masyarakat terhadap gedung-gedung lawas tanpa menengok kembali peristiwa yang pedih di masa silam. "Saya banyak menemukan di media sosial, itu mereka mengatakan, wah ternyata bagus ya zaman belanda, indah ya, enak ya, semua tertata rapi," imbuhnya.

Padahal, imbuh Ady, masyarakat belum mengerti apa yang dialami Arek-arek Suroboyo kala itu. Bagaimana dulu rakyat dihina dan direndahkan oleh pihak kolonial. Fenomena itulah yang ingin ia hindarkan, salah satunya dengan membangun kesadaran sejarah lewat buku-bukunya.

Selain lewat tulisan, Ady juga berjuang mengenalkan sejarah melalui Komunitas Roodebrug Soerabaia. Misalnya, menggelar kegiatan walk tour wisata Surabaya Kota Lama, yang melibatkan puluhan anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: