Kejanggalan Proses Hukum 5 Terdakwa Vina Cirebon Dibongkar di Sidang PK Saka Tatal

Kejanggalan Proses Hukum 5 Terdakwa Vina Cirebon Dibongkar di Sidang PK Saka Tatal

Jogi Naingolan yang merupakan kuasa hukum 5 terdakwa pembunuhan Vina mengungkapkan kejanggan proses hukum 5 terdakwa tersebut.-Dok. disway.id-

HARIAN DISWAY – Sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal yang digelar di Pengadilan Negeri Jawa Barat menghadirkan kuasa hukum lima terdakwa pembunuhan Vina Cirebon, Selasa, 30 Juli 2024.

Jogi Naingolan yang merupakan kuasa hukum lima terpidana pembunuhan Vina mengungkapkan kejanggalan proses hukum 5 terdakwa tersebut.

Menurut Jigi, dirinya mewakili 5 terpidana pembunuah Vina Cirebon di antaranya Eko, Jaya, Supriana, Hadi Saputra, dan Sudirman.

Menurut Jogi, dirinya ditunjuk untuk menjadi kuasa hukum Eko pada 23 September dan pada 13 Oktober menyusul menjadi kuasa hukum empat terdakwa lainnya.

BACA JUGA:Pengacara Saka Tatal Punya 4 Bukti Baru Terkait Kematian Vina

BACA JUGA:Sidang PK Saka Tatal Digelar 24 Juli, Pegi Setiawan Siap Bersaksi

Dalam persidangan, Jigi menjelaskan beberapa kejanggalan dalam peradilan lima terdakwa yang terjadi pada 2016 lalu. Salah satunya adalah putusan banding yang sempat dilayangkan pihaknya yang tidak diserahkan padanya.

“Putusan yang ditolak tersebut kami ketahui dari kuasa hukum lainnya dan tidak diberikan kepada kami,” tegasnya.

Selain itu menurut Jogi, dirinya juga mengatakan bahwa kelima terpidana saat gelar perkara juga menolak untuk mengakui apa yang ada dalam BAP. “Mereka menolak karena merasa tidak pernah melakukan apa yang tertulis di BAP,” terangnya.

Jogi juga menyampaikan bahwa dirinya saat pertama bertemu dengan para terdakwa dengan kondisi penuh luka karena dipukuli di ruangan narkoba.

BACA JUGA:Saksi Mengakui Bohong, Kasus Vina Cirebon Ambyar

BACA JUGA:Mayat Vina Cirebon Disoal Lagi

Pihak kuasa hukum juga telah melaporkan kejadian itu ke Propam dan Komnas HAM namun tidak ada tindak lanjutnya. “Karena melihat kondisi tersebut maka saya langsung meminta agar mereka segera untuk mendapatkan perawatan,” terangnya.

Menurut Jogi, dirinya melihat bahwa BAP yang dibuat terlihat seperti direkayasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: