Rayakan Bulan Bahasa dan Sastra, Parade Agung Buku Filmis Hasil Elang Nuswantara Geber 14 Buku oleh 251 Penulis

Rayakan Bulan Bahasa dan Sastra, Parade Agung Buku Filmis Hasil Elang Nuswantara Geber 14 Buku oleh 251 Penulis

Para penulis Elang Nuswantara yang datang dari Jabodetabek, Bengkulu, Pekanbaru, Semarang, Madiun, Malang, Sidoarjo, Sukabumi, dan Bandung akhirnya bisa saling kenal. Bisa berjejaring. Mereka hadir dalam Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nuswantara. --Elang Muswantara

HARIAN DISWAY - Komunitas penulis Elang Nuswantara ikut menandai acara tahunan dalam rangka merayakan Bulan Bahasa dan Sastra di Istana Literasi Rakyat Auditorium Perpustakaan Nasional RI, pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

Dilakukan dengan satu hal istimewa yakni menggeber 14 buku sekaligus. Hasil kerja mulai akhir 2023 hingga Juni 2024, bersama novelis Kirana Kejora sebagai mentor. Para penulis Elang Nuswantara itu tentu saja dibimbing menulis buku.

"Hasilnya ada 5 buku solo dan 9 buku antologi yang turut terbang dalam parade agung ini,” kata Kirana. Keempat belas buku itu adalah Blogging for Moms karya Novarty, Giok Sin karya Tisnawati Wibowo, dan Lucky Amy karya Annisa Noviarny.

BACA JUGA: 'Menerbangkan' Tiga Buku, Elang Nuswantara Ingatkan Menulis Budaya dan Alam Indonesia dengan Sepenuh Rasa

Judul Bintang Jatuh di Langit Diandra ditulis oleh Velou Ra, dan Kemuning oleh Sofia. Sisanya dihasilkan oleh 9 pasukan Elang Nuswantara dari seluruh tanah air. Mulai Generasi Z sampai Alfa. Judulnya: Rasa Senandika (Elang Merah Senandika).

Ada Ibu Bumi (Elang Katumbiri), Bapa Angkasa (Elang Tumaritis), Amerta Kidung Padma (Elang Padma), Ode Kasih Arunika (Elang Brawijaya), Pesan yang Masih Tersimpan (Elang Brawijaya), Surat Kepada Bintang (Elang Lintang).
Acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nuswantara menggeber 14 buku sekaligus. Hasil kerja mulai akhir 2023 hingga Juni 2024, bersama novelis Kirana Kejora sebagai mentor. Para penulis Elang Nuswantara itu intens dibimbing menulis buku. --Elang Nuswantara

Pun Elang Jagoan (Elang Brawijaya), Janji Matahari (Elang Gemar). Sebagai mentor, Kirana bukan main bangganya. Selama membimbing, dia menerapkan jargon: Menerbangkan karya, membuanakan jiwa tanpa ketaksaan.

BACA JUGA: Parade Peluncuran 6 Buku Filmis Elang Nuswantara (1): Pembuktian Jargon Pasukan Elang

“Itu menjadi penguat langkah Elang Nuswantara untuk memajukan literasi budaya negeri dengan persembahan karya tulis yang dibukukan,” katanya. Dalam kalangan dunia literasi khususnya penulis Elang Nuswantara, Kirana selalu serius.

Ia memang tak mau siapa pun menerbitkan buku dengan proses sekadar. “Prinsipnya, harus layak baca, layak jual, layak dimiliki, layak disiarkan, layak diwariskan,” tegasnya.  Lecutan Kirana itu terbukti. Buku-buku itu cepat terjual.

Seperti Ode Kasih Arunika dan Pesan yang Masih Tersimpan menjadi best seller. Masing-masing terjual 600 eksemplar hanya dalam masa open PO selama dua minggu. Juga Elang Jagoan yang terjual sebanyak 400 eksemplar dalam waktu sebulan.
Mentor Kirana Kejora yang mengajarkan para penulis bertangggung jawab atas bukunya dengan promosi yang massive. Misalnya harus menyertakan book trailer yang sebagian besar idenya dipikirkan oleh Kirana. --Elang Nuswantara

BACA JUGA: Parade Peluncuran 6 Buku Filmis Elang Nuswantara (2-Habis): Kearifan Lokal ala Writerpreneur Profesional

Semua itu berkat tangan dingin Kirana yang mengajarkan para penulis bertangggung jawab atas bukunya dengan promosi yang massive. Misalnya harus menyertakan book trailer yang sebagian besar idenya dipikirkan oleh Kirana.

“Bahkan 7 sampul buku di antaranya adalah hasil kreasi saya. Kalau saya terlibat itu karena saya nggak mau buku Elang Nuswantara gagal,” terangnya Tak hanya itu. Kirana juga menggagas acara untuk menandai proses buku-buku itu lahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: