Strategi Kemenkes Mengatasi Tingginya Biaya Pengobatan, Salah Satunya Mengurangi Pajak
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Dirjen Keslan Kemenkes RI) Azhar Jaya mengungkapkan strategi yang tengah dilakukan oleh pihaknya untuk mengatasi mahalnya biaya pengobatan di Indonesia. --Istockphoto
HARIAN DISWAY - Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Dirjen Keslan Kemenkes RI) Azhar Jaya mengungkapkan strategi yang tengah dilakukan oleh pihaknya untuk mengatasi mahalnya biaya pengobatan.
Sebab hal itulah yang menjadi salah satu penyebab warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri. Azhar mengaku biaya kesehatan di Indonesia bisa 3 kali lebih mahal dari biaya kesehatan di luar negeri.
Hal tersebut juga didukung dengan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang menyebut masih ada banyak orang Indonesia yang memilih untuk berobat ke luar negeri.
Terungkap dari data tersebut bahwa Malaysia menjadi destinasi favorit warga untuk berobat ke luar negeri. Salah satunya disebut karena biayanya lebih murah dibandingkan di Indonesia.
BACA JUGA: Kemenkes Akan Bagikan Tiket Periksa Kesehatan Gratis Setiap Ultah Melalui Aplikasi SatuSehat
BACA JUGA: Kemenkes Akan Gelar Tes Kesehatan Gratis Setiap Ulang Tahun Mulai 2025, Ini Caranya
Selain itu di media sosial juga viral pengakuan warga Indonesia yang lebih memilih ke Penang dibandingkan di dalam negeri. Beberapa menyoroti terkait pelayanan sampai harga yang lebih murah.
"Beberapa kasus teman antar ortunya ke Penang karena dokter di Indo bilang nggak bisa, tetapi di Penang bilang masih ada alternatif lain," ujar pengguna X. "Perawatan bagus, biaya lebih murah juga," cuit pengguna lainnya.
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan (Dirjen Keslan) Kemenkes RI Azhar Jaya. -Disway/Annisa Zahro-
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan upaya terkait peningkatan pelayanan kesehatan, termasuk menurunkan biaya pengobatan. Mulai dari membenahi skema biaya kesehatan hingga mendorong kolaborasi BPJS dengan asuransi swasta.
Juga dengan menguatkan penggunaan obat-obatan terstandar. "Pertama, obat-obatannya harus testandar. Obat-obatannya kalau bisa diproduksi di Indonesia," terang Azhar di Kantor Kemenkes, Jakarta, 21 November 2024.
BACA JUGA: 5 Ahli Ini Tegaskan BPA pada Air Minum Galon Tak Terbukti Ilmiah Sebabkan Gangguan Kesehatan
BACA JUGA: Alit Indonesia Tunjukkan Cara Suku Tengger Manfaatkan Tanaman Herbal untuk Pengobatan
Azhar juga mewanti-wanti agar perusahaan farmasi tidak bermain di balik meja dengan dokter untuk melariskan produknya. "Jangan ada lagi kolusi antara pabrik obat dengan dokter," tegasnya.
Ia Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut harga obat di Indonesia bisa lima kali lebih tinggi ketimbang di negara tetangga, Malaysia. Perbedaan harga itu dikarenakan terjadinya inefisiensi dalam perdagangannya dan masalah tata kelola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: