Mega Gus Dur

Mega Gus Dur

ILUSTRASI Mega Gus Dur.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Megawati dan Orde Baru

Demikian juga dengan Gus Dur di NU. Ia pernah diganjal dengan keras dalam muktamar NU di Cipasung, Jawa Barat, pada 1994. Presiden Soeharto tak menginginkan Gus Dur tetap memimpin NU. 

Karena itu, ia mendukung Abu Hasan untuk menandinginya. Saking kerasnya, bahkan Gus Dur –saat itu ketum PBNU– tidak diperbolehkan hadir di arena muktamar ketika presiden membuka agenda tersebut.

Megawati juga diganjal untuk menjadi ketua umum PDI dalam kongres luar biasa (KLB) di Surabaya. Mengapa? Sebab, ia tak dikehendaki Presiden Soeharto untuk tampil menjadi pimpinan partai nasionalis itu. 

BACA JUGA:Liku-Liku Uang Suap di Kasus Megakorupsi Proyek BTS 4G Kemenkominfo

BACA JUGA:Luka Lama: SBY vs Megawati

Baginya, tampilnya Megawati akan menjadi ancaman bagi kekuasannya yang telah berlangsung selama tiga dekade.

Tapi, rupanya berbagai upaya mengganjal tampilnya ”kekuatan politik baru” saat itu tak menuai hasil. Sebab, tahun 1998, pemerintahan Presiden Soeharto yang telah berjalan 32 tahun akhirnya tumbang juga. 

Gerakan reformasi politik akhirnya menjadikan Gus Dur dan Megawati sebagai presiden dan wakil presiden yang lahir dari tokoh sipil.

Negeri ini dibangun atas perjuangan para pejuang yang ikhlas. Pejuang yang menginginkan kemerdekaan dan kedaulatan atas tanah airnya. Mereka terdiri atas para tokoh agama dan orang-orang yang lebih banyak memikirkan umat dan warganya. Yang tak ingin mereka berada dalam penjajahan pihak lainnya.

BACA JUGA:Mega Ganjar

BACA JUGA:Megawati, Harapan Damai Semenanjung Korea

Karena itu, negeri yang dibangun atas perjuangan dan pengorbanan selalu memiliki ”keramat”-nya sendiri. Bisa saja, satu kelompok atau golongan menguasai negeri ini. Tapi, ketika mereka berlebihan, hukum keseimbangan alam akan menjadi pengadilnya. 

Negeri ini akan terjaga setiap ada golongan atau kelompok yang menguasai untuk kepentingannya sendiri.

Tampilnya Mega-Gus Dur yang menjadi salah satu pemicu lahirnya reformasi politik adalah sekadar contoh. Ia menjadi tamsil dari sosok penyeimbang hukum alam ketika negeri ini sudah terlalu jauh dikuasai rezim pemerintahan saat itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: