Panyirep Gemuruh Masjid Peneleh

Panyirep Gemuruh Masjid Peneleh

ILUSTRASI Panyirep Gemuruh Masjid Peneleh. Panyirep Gemuruh adalah kitab karangan KH Wahab Chasbullah yang menceritakan sejarah pelebaran Masjid Peneleh. Masjid Peneleh sendiri dipercaya sebagai peninggalan Sunan Ampel. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MASJID PENELEH dipercaya sebagai peninggalan Raden Rahmat atau yang dikenal dengan Sunan Ampel. Raden Rahmat yang berangkat dari ibu kota Majapahit menuju Ampel Denta singgah di beberapa tempat. 

Di antaranya adalah Kembang Kuning dan Peneleh. Selama singgah di dua tempat tersebut, Raden Rahmat membangun masjid. Di Kembang Kuning, masjid tersebut kemudian dikenal dengan Masjid Rahmat. Di Peneleh, masjid tersebut kemudian dikenal dengan Masjid Peneleh. 

Sebelum mendirikan masjid di Peneleh, Raden Rahmat mendapatkan syarat harus menang dalam sabung ayam. Apabila menang, Raden Rahmat diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam di kawasan tersebut dan membangun masjid. 

BACA JUGA:Makam Peneleh, Jejak Sejarah Cagar Budaya, Kolaborasi Pemugaran Indonesia-Belanda

BACA JUGA:Narasi dari Balik Kampung Kota Peneleh, Surabaya

Dalam sabung ayam itu, hebatnya, ayam milik Raden Rahmat tidak pernah kalah. Raden Rahmat pun diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam sekaligus membangun masjid yang sekarang dikenal sebagai Masjid Peneleh. 

Begitulah narasi sejarah Masjid Peneleh yang dikenal masyarakat selama ini. Namun, pertanyaannya, apakah narasi tersebut benar? Sampai sekarang, tidak ada sumber catatan sezaman yang menerangkan secara detail mengenai hubungan antara Masjid Peneleh dan Raden Rahmat. 

Masyarakat mendapatkan narasi tersebut dari folklor yang diturunkan secara turun-temurun oleh warga di Kampung Peneleh. Meski begitu, untuk sekarang, narasi tersebut bisa disebut benar sampai di kemudian hari terdapat bukti berupa sumber sejarah yang dapat membantahnya. 

BACA JUGA:Kolaborasi Internasional dan Untag: Membuka Lembaran Baru Makam Peneleh Surabaya

BACA JUGA:Toleransi dari Peneleh ala Habib Ja'far

Ada kepercayaan lain yang menghubungkan jejak Raden Rahmat dengan Masjid Peneleh. Yaitu, adanya Makam Rokaya Cempo di Peneleh IX. Rokaya Cempo sendiri dipercaya oleh warga sebagai bibi Sunan Ampel. 

Pendapat tersebut juga dihubungkan dengan angka tahun di makam tersebut, yaitu 1270, sehingga dianggap sezaman apabila menggunakan tahun Gregorian atau Masehi. 

Meski demikian, tradisi muslim sering kali menggunakan kalender Hijriah sehingga makam tersebut tidak sezaman dengan masa Sunan Ampel atau dapat disimpulkan Makam Rokaya Cempo berangka tahun 1270 Hijriah atau sekitar tahun 1850-an Masehi. 

BACA JUGA:Peneleh Buka Gerbang Wisata Kampung, Digagas Jadi Pelopor Pengembangan Kampung Lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: