Ramadan Kareem 2025 (23): Menjemput Kebaruan

Ramadan adalah momentum pengenalan diri secara sejati.--iStockphoto
Lagi pula banjir dan longsor memberikan cerita harian di tahun 2025 di samping soal infrastruktur yang memenuhi bilik kehidupan di 1446 H yang menjejakkan kaki peradabannya sejak kemarin menjemput malam Lailatulqadar.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (19): Ngaji Multifungsi TNI
Sesak dada dan kelindan ratapan juga dialami oleh meraka yang terkena kasus hukum dari Kejaksaan akibat laku kemaruk atas harta benda yang melebihi pemenuhan kebutuhan normalnya. Penyidikan perkara korupsi juga dilakukan Kejaksaan Agung di ornamen Ramadan.
Jelang Ramadan menuju etape berakhir, anak-anak negeri ini menoleh ke masjiod-masjid untuk iktikaf dan juga sebagian besar menuju mal-mal yang mengalami “acara pesta diskon”.
Galau akibat kasus yang menimpa Pertamina yang memuntahkan “perut oplosan” pun semakin menindih segenap warga yang menyadari bahwa negeri ini sedang dikepung kaum perompak dana publiknya.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (18): Banjir yang Terundi
Sebongkah kekayaan negara yang bertengger di APBN-APBD dan APB Desa ternyata diincar banyak pihak yang merelakan dirinya disebut rekanan. Inilah panggilan terhormat bahwa menjadi rekan itu menentukan nasib ke depan kalau tidak hati-hati dalam menyikapi laku rekan seiring sebirokrasi.
Juga hal ini melanda institusi pendidikan. Kabar di Ramadan ini juga ada penyidikan Kejaksaan Tinggi Jatim soal korupsi di Dinas Pendidikan. Lengkap sepertinya. Perebutan jabatan di sektor-sektor urusan pemerintahan terkadang membuat orang nekat.
Semula kita mengetahui bahwa dialah birokrat yang ulet dan tanpa pretensi untuk mengombakkan wewenangnya, justru mudah tergiur untuk menaiki tangga puncak birokrasi sehingga kasak-kusuk digelombangkan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (17): Belajar Takwa Semesta
Ramadan ini memberikan banyak pelajaran. Itu menjadi catatan bahwa Ramdan mestinya areal perenungan sekaligus lahan untuk mengubah gaya orang agar tidak menjadi jumawah.
Apabila sang bos hendak lengser dan bos baru sudah tampak tampilannya yang baru saja menggerakan roda pemerintahan usai dilantik sejatinya bersukma pilihan politiknya. Serentak rakyat menanti kinerja birokrasinya yang biasa berpetualang itu tetaplah istikamah.
Ramadan adalah momentum pengenalan diri secara sejati. Tetapi gelora jabatan mewarnai Ramadan sebagaimana orang berlomba sambil terbang kesana kemari memadati sarang kekuasaan di daerah ataupun di pusat.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (16): Ramadan dan Rimbawan
Kondisi ini jangan lupa juga terjadi pada diri rakyat yang hidup semakin terhimpit mahalnya urusan bulanan listrik ataupun harian berupa sembako serta BBM. Apalagi biaya mudik ke kampung halaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: