Tren Diet Sehat Pascalebaran, Dari Food Combining hingga Intermittent Fasting

Food combining dan Intermittent fasting merupakan metode diet yang efektif pasca Lebaran. --freepik
Meski demikian, sebagian kalangan medis menyarankan agar pendekatan itu dilakukan dengan bijak. Mengingat masih terbatasnya bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut secara klinis.
Intermittent Fasting
Berbeda dengan food combining, intermittent fasting lebih menitikberatkan pada pengaturan waktu makan. Bukan pada jenis makanannya.
BACA JUGA:Eksperimen Puasa Sehat dengan Diet Nol Gula, Manfaat Jangka Panjang Meski Sulit di Awal
Pola yang paling populer adalah 16:8. Individu berpuasa selama 16 jam dan hanya makan dalam jendela waktu 8 jam.
Kelebihan metode itu adalah fleksibilitasnya. Banyak orang merasa intermittent fasting cocok dijalankan setelah Ramadan. Karena tubuh telah terbiasa dengan puasa harian selama sebulan penuh.
Selain membantu menurunkan berat badan, metode itu juga diyakini memiliki berbagai manfaat. Seperti dapat meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki fungsi metabolisme, dan bahkan memperlambat proses penuaan sel.
BACA JUGA:Diet Plant-Based Makin Populer, Apa Manfaatnya?
Namun seperti halnya food combining, efektivitas IF juga harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.
Apapun metode diet yang dipilih, yang penting adalah konsistensi. Serta pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan gaya hidup masing-masing.
Intermittent fasting, salah satu metode diet yang efektif dilakukan pasca Lebaran. --Pinterest
Diet yang terlalu ketat atau ekstrem justru berpotensi menimbulkan efek samping. Apalagi jika tidak dibarengi dengan pemahaman yang benar serta pemantauan dari tenaga profesional.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Makanan Alternatif untuk Diet Sehat, Lebih Aman dari Sedot Lemak
Selain itu, individu harus mengatur pola makan, menjaga kualitas tidur, rutin berolahraga ringan, serta memperhatikan kesehatan mental. Itu menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat secara menyeluruh.
Dengan pendekatan yang seimbang, diet sehat pascalebaran tidak hanya menjadi tren sesaat. Tetapi bisa menjadi awal dari transformasi hidup yang lebih baik. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Trunojoyo Madura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: