Perang Dagang Masih Panas, AS Masih Buka Pintu Negosiasi dengan Tiongkok

Kombinasi foto menunjukkan Presiden AS Donald Trump (L) selama rapat umum kampanye pada 4 November 2024 dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (R) di Paris pada tanggal 6 Mei 2024. Trump ingin buka kembali negosiasi tarif dagang dengan Tiongkok.--CHARLY TRIBALLEAU, Ludovic MARIN / AFP
HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyampaikan keinginannya untuk membuka kembali jalur negosiasi dengan Pemerintah Tiongkok, meskipun ketegangan perang tarif antara kedua negara masih berlangsung.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin, 14 April 2025 waktu setempat.
Trump meyakini bahwa kesepakatan dagang masih memungkinkan untuk dicapai dan menegaskan bahwa kebijakan tarif yang diberlakukan selama ini bertujuan untuk menyeimbangkan kembali hubungan dagang yang dianggap merugikan AS.
BACA JUGA:Melunak, AS Bebaskan Tarif Tambahan Untuk Barang-Barang Elektronik Tertentu dari Tiongkok
Presiden AS Donald Trump memperhatikan selama pertemuan di Gedung Putih pada 14 April 2025. Trump ingin buka kembali negosiasi dagang dengan Tiongkok.--Brendan Smialowski / AFP
Ia juga menyampaikan melalui platform Truth Social bahwa tidak ada negara, termasuk Tiongkok, yang dapat lolos dari kebijakan tarif AS.
Ia menuduh Tiongkok sebagai negara yang paling buruk dalam memperlakukan Amerika dalam hal ekonomi.
Seiring dengan itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, turut menyatakan bahwa masih terbuka peluang untuk kesepakatan dagang besar antara AS dan Tiongkok.
BACA JUGA:Trump: Pengecualian Tarif terhadap Beberapa Produk Tiongkok Hanya Bersifat Sementara
Dalam wawancaranya bersama Bloomberg TV di Buenos Aires pada hari yang sama, ia menilai tidak ada alasan hubungan ekonomi antara kedua negara harus benar-benar terputus.
Ia juga menjelaskan bahwa negosiasi dengan Tiongkok jauh lebih kompleks dibanding negara lain, karena Tiongkok merupakan pesaing utama AS, baik secara ekonomi maupun militer.
Ketegangan dagang antara kedua negara bermula sejak pemerintahan Trump meningkatkan tarif impor terhadap berbagai negara, termasuk Tiongkok.
BACA JUGA:Tarif Resiprokal ala Trump: Senja Kala Era Perdagangan Bebas?
Saat ini, tarif impor yang dikenakan AS terhadap produk dari Tiongkok mencapai 145 persen, sementara Tiongkok membalas dengan tarif sebesar 125 persen terhadap barang-barang dari AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: