Seni Instalasi Jompet Kuswidananto di Artjog 2025 Surabaya, Ungkap Sejarah Industri Gula di Jawa yang Tragis

Makna Seni Instalasi di Artjog 2025 Surabaya, mengungkap sejarah industri gula di Jawa yang tragis. - Boy Slamet - Harian Disway
HARIAN DISWAY - ArtJog 2025 di Surabaya resmi dibuka pada 19 April 2025. Seniman Jompet Kuswidananto, beberapa kru ArtJog, serta masyarakat umum turut hadir dalam pameran tersebut.
ArtJog 2025 adalah pameran tunggal yang menyajikan karya kreatif dari Jompet Kuswidananto berupa seni instalasi di bangunan terbengkalai.
Seni instalasi yang tampil dalam pameran tersebut cukup unik. Karena menampilkan objek seni dengan sentuhan dari benda bergerak, pencahayaan, dan alat musik.
Untuk sesaat, ada rasa mencekam ketika melihat karya seni yang memadukan ketiga unsur tersebut diletakkan tempat terbengkalai.
Salah satu contohnya adalah kumpulan baju yang tergantung dan dentuman suara drum yang tampaknya berbunyi sendiri. Di atasnya, terdapat lampu kuning berpendar.
Meski begitu, benda tersebut tidak serta merta bergerak dengan sendirinya. Hampir seluruh benda bergerak di pameran tersebut tersambung dengan kabel di belakangnya. Dan dikendalikan oleh energi listrik.
BACA JUGA:Water Temple Paradox dalam ARTSUBS, Representasi Kibo terhadap Paradoks Sebuah Perayaan
Salah satu objek seni yang mengandung unsur pencahayaan, benda bergerak, serta orkestra bebunyian di Artjog 2025 Tunjungan Surabaya. - Boy Slamet - Harian Disway
Tak jauh dari tempat itu, terdapat kertas yang menempel di dinding kaca. Berisi tulisan mengenai makna dari karya seni itu. Menceritakan tentang kehidupan masa kolonial.
Jejak kolonialisme di Jawa tidak hanya tertinggal dalam bentuk bangunan tua, pabrik-pabrik gula, jalur-jalur kereta atau arsip sejarah, tetapi juga mengendap dalam gema suara yang tak selalu kasat telinga—seperti irama lelembut serdadu kesultanan. Dalam ingatan kolektif masyarakat Jawa bagian Selatan, suara ini menjelma menjadi semacam hantu yang terus bergaung dalam parade senyap, terutama di ruang publik pasca kolonial.
Bentuknya terlihat simpel, tetapi penuh arti. Melalui pameran seni ArtJog 2025 Arak-Arak Midnight Haze and The Drifting Flocks, Jompet menampilkan karya instalasi yang lahir pada 2011-2025.
BACA JUGA:Lewat Beyond My Wildest Dream, Zeta Ranniry Abidin Ekspresikan Kejar Mimpi di ARTSUBS
Dengan menggunakan karya seni, Jompet berusaha mengungkap sejarah kolonial di Jawa yang identik dengan kesenjangan antara bangsa penjajah dan terjajah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: