Terobosan Vaksin Baru Cegah Kanker Payudara: Harapan Masa Depan

Kini muncul terobosan dalam dunia medis: vaksin yang berpotensi mencegah kanker payudara, khususnya jenis yang agresif. -iStockphoto-
HARIAN DISWAY - Kini muncul terobosan dalam dunia medis: vaksin yang berpotensi mencegah kanker payudara, khususnya jenis yang agresif.
Tak hanya dirancang untuk pengobatan, terapi itu diarahkan untuk memicu sistem imun sebelum kanker muncul. Sehingga diharapkan mampu menghalau perkembangan sel tumor. Kabar itu tentu memberi harapan bagi ribuan kaum wanita di seluruh dunia.
Vaksin tersebut menargetkan protein α‑laktalbumin, komponen yang biasanya muncul hanya selama menyusui. Namun, banyak juga terdapat pada sel kanker payudara triple‑negatif (TNBC).
BACA JUGA:Kombinasi Tiga Hal Minimalkan Risiko Kanker Payudara
Konsepnya, tubuh divaksinasi untuk mengenali dan menyerang sel yang membawa protein tersebut. Sehingga tumor bisa dicegah terbentuk sejak dini.
Proyek itu merupakan kolaborasi antara Anixa Biosciences, sebuah perusahaan bioteknologi, dan Cleveland Clinic, pusat riset ternama di Amerika.
Ilustrasi Kanker Payudara-Semakin dini terdeteksi peluang kesembuhan semakin tinggi-Freepik
Daya dukungnya semakin aktual saat uji klinis fase I melibatkan 35 wanita berisiko TNBC tinggi. Banyak di antaranya sebelumnya terkena kanker atau memiliki predisposisi genetik.
BACA JUGA:Tiga Detik untuk Deteksi Kanker Payudara
Uji klinis fase I telah selesai dilakukan pada awal Juni 2025, menyusul penelitian awal pada tikus selama berdekade‑dekade oleh Dr. Vincent Tuohy dari Cleveland Clinic .
Hasil awal menunjukkan lebih dari 75 persen peserta mengembangkan respons imun kuat tanpa efek samping serius, hanya sedikit iritasi di lokasi suntikan.
Tahap berikutnya, fase II, direncanakan berlangsung pada 2026 dengan jumlah peserta lebih besar dan cakupan kanker payudara yang lebih luas.
BACA JUGA:Aksi Mahasiswa UBAYA Cegah Dini Kanker Payudara Lewat Simbol Kupu-Kupu Kertas dan Ilusrasi Wanita
Kanker payudara, terutama TNBC, dikenal sebagai jenis paling agresif dan sulit diobati. TNBC menyumbang sekitar 10-15 persen kasus payudara dan sering kembali setelah pengobatan awal bahkan menyebabkan kematian dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: