Sound Horeg, Pro-Kontra di Tengah Geliat Ekonomi Kawasan Urban

Sound Horeg, Pro-Kontra di Tengah Geliat Ekonomi Kawasan Urban

ILUSTRASI Sound Horeg, Pro-Kontra di Tengah Geliat Ekonomi Kawasan Urban.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Wali Kota Pasuruan Imbau Kegiatan HUT RI Tanpa Sound Horeg

BACA JUGA:Selain Aturan Khusus, Dirjen KI Minta Pengusaha Sound Horeg Bayar Royalti

Sekali upload, penontonnya pun kadang bisa mencapai ratusan ribu viewers atau bahkan lebih.  

Para youtuber dan tiktoker itu bisa tersenyum semringah lantaran konten yang mereka buat dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Itu bisa menjadi ladang ekonomi untuk mempertahankan ”asap dapur” keluarga. 

Itulah dampak positif dari sisi ekonomi yang dihasilkan melalui fenomena sound horeg yang menjadi tren hiburan baru bagi masyarakat

Fenomena sound horeg biasanya dijumpai di sejumlah acara keagamaan, hajatan, parade karnaval sedekah bumi, dan perayaan hari ulang tahun kota atau kabupaten. 

BACA JUGA:MUI Jatim Minta Ada Pergub untuk Sound Horeg: Tidak Dilarang, Hanya Ditertibkan

BACA JUGA:Petik Laut Tanpa Sound Horeg

Dinamakan sound horeg karena bukan volume output audionya saja yang memekakkan telinga pendengar yang dianggap melampaui batas, melainkan juga diiringi efek horeg alias getaran dan entakan bunyi yang mengakibatkan tanah yang dipijak dan benda-benda di sekitarnya bergerak dan bergetar keras. 

Tingkat kebisingan yang ekstrem hingga mencapai 135 desibel mampu menimbulkan bagian bangunan dan dinding kaca rumah rontok dan runtuh ketika dentuman ”sound system” melintas di dekatnya. 

Efek getarannya, menurut pakar kesehatan, juga berimplikasi negatif bagi yang memiliki kelainan jantung. Sayang, kehadiran parade sound horeg kerap kali memunculkan konflik horizontal di tengah masyarakat imbas polusi suara yang ditimbulkannya. 

BACA JUGA:Fatwa Haram Sound Horeg Resmi Dikeluarkan MUI Jatim

BACA JUGA:Fatwa Haram Sound Horeg Jadi Perdebatan, MUI Jatim: Ada Aspek Moral dan Kesehatan

Maka, ketika estetika seni yang ditekankan kini telah bergeser, bukan lagi memperdengarkan pesan yang disampaikan, melainkan seberapa besar volume suara yang dihasilkannya. Di sinilah, para pelaku sound horeg saling berlomba untuk menginstalasi sound system yang bisa menghasilkan suara sekeras-kerasnya.

BEDA GENERASI BEDA PERSEPSI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: