Polresta Samarinda Bongkar Jaringan Perancang 27 Bom Molotov, 2 Dalang Ditangkap

Polresta Samarinda Bongkar Jaringan Perancang 27 Bom Molotov, 2 Dalang Ditangkap

Polresta Samarinda telah menangkap dua orang yang diduga menjadi otak di balik perakitan 27 bom molotov yang disiapkan untuk aksi demonstrasi di DPRD Kalimantan Timur.--

HARIAN DISWAY - Polresta Samarinda menangkap dua aktor intelektual yang diduga merancang pembuatan 27 bom molotov yang ditemukan di area Universitas Mulawarman.

Barang tersebut diyakini telah dipersiapkan untuk demonstrasi di DPRD Kalimantan Timur, meskipun akhirnya tidak digunakan.

BACA JUGA:Demo Depan Grahadi Ricuh: Letupan Diduga Molotov hingga Petasan Bersahutan di Grahadi Surabaya

“Keduanya kami amankan karena diduga menjadi aktor intelektual atau yang menyuruh (buat) bom molotov yang rencananya akan digunakan saat aksi demo di gedung DPRD Kaltim pada 1 September 2025 lalu,” ungkap Kapolresta Samarinda Kombes Hendri Umar pada Jumat, 5 September 2025.

Dua tersangka berinisial N (38) dan AJM (43) diketahui bukan berasal dari lingkungan kampus.

BACA JUGA:Kerusuhan di Jakarta saat Demo Capai Kerugian Rp180 Miliar, 38 Orang Ditahan

N merupakan mantan mahasiswa Fisipol Unmul yang kini menganggur, sementara AJM adalah warga asal Sumatera.

N dan AJM ditangkap di lahan perkebunan milik warga di Kilometer 47, Kelurahan Bukit Merdeka, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Kamis, 4 September 2025 sekitar pukul 16.00 WITA.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Provokator Demo Berinisial KA, Diduga Sebar Hoaks dan Libatkan Anak-Anak

Penyelidikan mengungkap bahwa N dan AJM sempat bertemu dengan 2 orang lain yang disebut sebagai X dan Y di sebuah warung kopi di Jalan M Yamin pada 29 Agustus 2025.

Dari pertemuan itu, lahirlah rencana aksi anarkis yang akan dilakukan saat demonstrasi.

BACA JUGA:20 Orang Dilaporkan Hilang dalam Demo 28-31 Agustus, Penegakan HAM di Indonesia Jadi Sorotan

Ide pembuatan bom molotov disebut berasal dari N, lalu disetujui oleh X dan Y, dan kemudian disampaikan kepada Z, yang diduga menjadi penyokong dana.

“Kemudian rencana ini berlanjut pada 31 Agustus, N dan Z pergi membeli bahan material untuk pembuatan bom molotov, mereka membeli jeriken dan pertamax sebanyak 20 liter dan membeli botol kaca di lokasi yang sama,” ucap Hendri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: