Motif Sepele Penyebab Pembunuhan di Cimahi: Pelaku Terlalu Marah
ILUSTRASI Motif Sepele Penyebab Pembunuhan di Cimahi: Pelaku Terlalu Marah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Lalu, Tati mengomel, mengungkit utang Wawan yang belum dibayar. Juga, mempertanyakan kebiasaan utang Wawan, padahal Wawan dan istri sama-sama bekerja.
AKBP Niko: ”Kemudian, pelaku marah. Ia mengambil palu yang ada di situ, dihantamkan ke kepala korban. Langsung jatuh. Kemudian, pelaku khawatir korban berteriak, maka dicekik sampai mati.”
Setelahnya, pelaku masuk ke kamar korban, mencuri perhiasan emas dan uang tunai Rp5 juta. Terus kabur. Bahkan, menghilang, tidak pulang ke rumahnya. Itulah yang mencurigakan polisi.
Wawan dijerat Pasal 338 KUHP, pembunuhan. Ancaman maksimal dihukum 15 tahun penjara.
Dari kronologi itu, peristiwa begini sangat sering terjadi. Masalah sepele berakhir pembunuhan. Mengapa ia tak bisa mengendalikan emosi?
Dikutip dari Time Magazine, 24 April 1972, berjudul Psychology of Murder, karya Virginia Adams, pada setengah abad lalu di Amerika serikat (AS) jumlah pembunuhan sangat banyak.
Pada 1970 di sana ada 16.000 pembunuhan. Jika dikalkulasi, setiap 33 menit terjadi satu pembunuhan. Angka itu naik 8 persen dari tahun sebelumnya. Dan, naik 76 persen selama dekade 1960–1970 jika dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
Motifnya beragam. Bahkan, banyak yang bermotif sepele. Akibat emosi sesaat, orang bisa membunuh sesamanya.
Psikiater di sana zaman itu, Thomas Bittker, memperingatkan, ”kekerasan dipraktikkan seolah-olah sesuatu yang produktif”. Seperti terjadi pada pemburu mammoth di zaman batu.
Waktu itu di sana psikiater tidak tahu persis, bagaimana orang bisa membunuh, berbeda dari mereka yang tidak. Berbeda dengan pembunuhan terkait bisnis mafia, misalnya, pembunuhan di antara orang awam umumnya masalah yang sangat pribadi dan sepele.
Dalam tiga dari empat kasus, pembunuh dan korban saling mengenal; dalam satu dari empat, mereka berhubungan melalui darah atau pernikahan. Ilmuwan belum tahu penyebabnya.
Itu zaman dulu. Sekarang sudah banyak teori kriminologi, psikologi, sosiologi yang berfokus ke pembunuhan. Setidaknya, menguak penyebab orang jadi agresif melakukan tindak kekerasan atau membunuh orang lain.
Dikutip dari American Psychological Association, 3 November 2023, berjudul Control anger before it controls you, diungkapkan, kemarahan meluap membikin tindakan orang tak terkendali. Orang marah bisa menyakiti, membunuh orang lain.
Kemarahan adalah emosi manusia yang normal dan biasanya sehat. Namun, kemarahan meluap berubah menjadi destruktif, itu dapat menyebabkan masalah. Itulah kemarahan meluap.
Charles Spielberger, psikolog AS yang mengkhususkan diri dalam studi kemarahan, menyebut kemarahan sebagai ”suatu kondisi emosional yang intensitasnya bervariasi”. Mulai iritasi ringan hingga sangat marah dan kemarahan yang hebat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: