Webinar DJKI: Menggali Potensi Indikasi Geografis, Solusi Branding Produk Asli Nusantara

Senin 10-03-2025,17:37 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menggelar Webinar Edukasi Kekayaan Intelektual ke-8 dengan tema Komersialisasi Indikasi Geografis: Strategi Branding Produk Khas Daerah.

Acara itu menghadirkan Ketua Tim Kerja Indikasi Geografis, Irma Mariana, yang menekankan peran penting indikasi geografis (IG) sebagai alat branding untuk memperkuat daya saing produk lokal di kancah nasional maupun internasional.

IG: Bukan Sekadar Pelindungan Hukum, tapi Strategi Ekonomi

Irma menjelaskan, IG melindungi produk yang memiliki keunikan karena faktor alam, budaya, atau proses produksi khas daerah asalnya. “Pelindungan IG bukan hanya soal hukum, tapi juga strategi branding untuk meningkatkan nilai jual dan reputasi produk,” ujarnya.

Contohnya, Kopi Arabika Gayo yang memiliki harga Rp 63 ribu per kg, jauh di atas kopi biasa. Beras Pandan Wangi Cianjur juga dibanderol dua kali lipat lebih mahal dari beras reguler.

BACA JUGA:DJKI Fasilitasi Pendaftaran Merek dan Hak Cipta di Pengayoman Run 2025

BACA JUGA:Pengajuan Hak Kekayaan Intelektual Meningkat, DJKI Dorong Komersialisasi

Salah satu kesuksesan komersialisasi IG adalah Kopi Arabika Bantaeng. Sebelum mendapat sertifikasi IG, harganya hanya Rp 200-300 ribu per kg dan hanya dijual lokal.

Kini, setelah bersertifikat IG, harganya melonjak menjadi Rp 750 ribu–Rp 1,5 juta per kg, bahkan berpotensi diekspor 5 ton ke pasar global.

Indonesia Masih Tertinggal, Butuh Strategi Gencar

Meski Indonesia memiliki 182 produk IG terdaftar dan 261 potensi IG, negara ini belum masuk 10 besar pemilik IG terbanyak di dunia.

Padahal, produk IG internasional seperti Champagne (Prancis) dan Kobe Beef (Jepang) mampu mencatatkan penjualan hingga miliaran dolar. “Kita harus dorong strategi branding agar produk lokal bisa bersaing,” tegas Irma.

BACA JUGA:Akses Buku Braille Masih Terbatas, DJKI Tingkatkan Inklusivitas di Hari Braille Dunia

BACA JUGA:Ini Tanggapan DJKI soal Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Lagu ‘Apa Sih’ Milik Radja

Kunci Sukses: Riset, Kolaborasi, dan Promosi

Irma menyoroti pentingnya riset pasar, pengembangan produk, serta branding yang kuat. Misalnya, produk untuk pasar Amerika harus memenuhi standar label USDA Organic.

Selain itu, kolaborasi dengan industri besar seperti contoh Sambal ABC dengan cabai rawit Hyung dan Kakao Berau dengan D'Lanier Roasted Almond di Eropa, dinilai efektif meningkatkan pamor produk IG.

Kategori :