Bayang-Bayang Baur sang Scudetto AC Milan

Bayang-Bayang Baur sang Scudetto AC Milan

Paolo Maldini--Twitter AC Milan

AC MILAN kini ibarat sebuah kapal luar angkasa megah. Kapal itu sedang tersangkut di landasan peluncuran. Dalam bahasa lain, bisa juga disebut Ferrari cantik yang terjebak di garasi.

Raksasa Italia itu semula punya rencana prestisius. Mereka ingin memperkuat tim. Sayangnya, Milan kini benar-benar tertinggal.

Maksud hati merekrut striker Sassuolo Gianluca Scamacca seperti layangan putus. Scamacca malah memilih bermain jauh nun di Eropa Utara. Tepatnya bermain bersama dengan West Ham United. Tim London itu rela membuang mahar hingga GBP 30 juta (sekitar Rp 540 miliar). Direktur Teknik Paolo Maldini tidak berkutik. Ia hanya diberi uang untuk membeli satu pemain top.

AC Milan memang tengah bertransisi. Pemilik sekarang, Elliott Management, akan menyerahkan kepada penerusnya, RedBird Capital September mendatang. Karena itu, RedBird Capital masih wait and see. Milan diminta bermain dengan tim apa adanya ketimbang merekrut pemain kelas dunia.

Memang sudah ada satu striker yang merapat. Namun, kelasnya medioker. Itulah striker Belgia Divock Origi yang berstatus free agent dari Liverpool. Opsi lainnya sangat riskan. Bayangkan, Milan masih ”memelihara” Olivier Giroud yang berusia 35 tahun dan Zlatan Ibrahimovic yang berusia 40 tahun.

Gerak langkah Milan beberapa pekan terakhir memang sangat lamban. Footbal Italia menyebutkan, Milan kehilangan daya tarik internasional. Ada juga kehadiran sosok baru seperti gelandang muda Tommaso Pobega dan Yacine Adli. Keduanya bahkan pilihan bagus Manajer Stefano Pioli. Namun, Pioli tahu keduanya merupakan pemain lapis kedua. Sosok mereka tidak memberikan energi yang cukup ke ruang mesin tim.

Tim Milan pada dasarnya sama dengan musim lalu. Tetapi, Milan harus tahu daya pegas tim sangat menurun. Usia rata-rata pemainnya sudah di luar batas kompetitif.

Bek Fikayo Tomori dan Pierre Kalulu jelas merupakan kekuatan tim. Namun, Milan harus mencari pengganti bek tengah berpengaruh. Alessio Romagnoli sudah pergi secara gratis ke Lazio. Artinya, klub yang pernah mendapatkan julukan keren pada 1980-an sebagai The Dream Team itu perlu mendatangkan bek baru.

Keterlambatan yang luar biasa tersebut menyebabkan kerugian yang tak terhitung bagi Milan dalam persiapan musim baru. Sebab, siapa pun yang datang akan kehilangan lebih dari setengah persiapan fisik musim panas menjelang musim baru.

 

De Ketelaere Mahal, Sanches Lepas

Milan tertarik merekrut Charles de Ketelaere asal Belgia. Bintang Club Brugge setinggi 191 sentimeter itu aslinya menjadi pemain gelandang serang. Namun, ia juga bisa bermain di sayap kanan. Fleksibilitas posisi itulah yang sangat dicari Pioli dan Maldini.

Beberapa tahun silam, De Ketelaere lebih banyak digunakan sebagai gelandang tengah. Namun, seiring berjalannya waktu, ia layak bermain di posisi nomor 10.

Angka-angka statistiknya luar biasa. Transformasinya menjadi pemain top benar-benar istimewa. Ia mencetak 14 gol dan memberikan 7 assist dalam 33 pertandingan liga musim lalu. Itu angka yang luar biasa untuk penerus Kevin de Bruyne di tim nasional.

Masalah terbesar adalah cuan. Brugge meminta uang tebusan GBP 34 juta (sekitar Rp 600 miliar). Tetapi, gajinya masih bisa terjangkau karena tergolong rendah. Paolo Maldini dan Direktur Sepak Bola Frederic Massara telah bekerja selama berbulan-bulan untuk menurunkan biaya transfer. Sampai sekarang usaha mereka belum membuahkan hasil.

Milan sedikit lega. Sebab, pemain berusia 21 tahun itu memilih San Siro sebagai prioritas. Tetapi, Milan harus tahu, Leeds United tengah mengincarnya. Leeds sedang punya uang hasil penjualan Kalvin Philips ke Manchester City dan Raphinha ke Barcelona.

Milan memutuskan untuk membeli pemain pinjaman musim lalu, yakni Junior Messias dan Alessandro Florenzi, secara langsung karena rasa terima kasih. Milan ingin memberikan penghargaan kepada dua pejuang mereka dari tahun lalu, yang berkontribusi dalam perjalanan menuju gelar Serie A (scudetto).

Maldini berterima kasih karena klub mau mengamankan mereka secara permanen. Tetapi, kosenkuensinya, anggaran transfer Milan dikurangi hingga sekitar 15 persen.

Dan dengan sekitar 20 hari sebelum musim baru, Milan jelas merupakan tim yang paling sedikit memperkuat amunisi di bursa transfer musim panas, bersama Napoli.

La Gazzetta dello Sport melaporkan, klub seharusnya menyediakan lebih banyak uang kepada Maldini dan Massara agar lebih giat dan ambisius di pasar. Maldini, 54, adalah sosok yang menarik Kalulu yang luar biasa meskipun bek itu tidak punya pengalaman tampil di tim senior di Prancis.

Ia juga membeli Tomori dari Chelsea, memperkenalkan Sandro Tonali dan Davide Calabria di garis depan tim muda Milan. Mata elang Maldini juga sangat berjasa mendatangkan kiper Lille Mike Maignan. Semuanya sukses.

Tapi, Maldini tidak bisa terus-terusan melakukan keajaiban. Pemilik baru klub perlu melenturkan otot ekonominya untuk mendapatkan sesuatu yang terjadi di pasar transfer.

Kehilangan Renato Sanches mungkin merupakan kekecewaan terbesar musim panas AC Milan. Gelandang asal Portugal itu sebelumnya mau pindah ke Milan. Konon, Sanches mendapatkan bisikan dari mantan rekannya di Lille, Maignan. Namun, kurangnya pergerakan klub telah memadamkan minat Sanches.

Menurut outlet Prancis L’Equipe, Sanches akan menjadi pemain Paris Saint-Germain (PSG) sebelum tim kembali ke tempat latihan Camp des Loges dari pramusim mereka ke timur jauh, persisnya di Jepang.

Negosiasi PSG dengan Lille tidak berkembang dengan cepat saat ini dan Milan telah lama menaruh minat pada gelandang tersebut.

Sayangnya, sang pemain telah membuat kesepakatan pribadi dengan Direktur Olahraga Luis Campos. Sulit bagi Milan bersaing dengan klub milik syekh kaya dengan Mbappe, Messi, dan Neymar.

Ketika sebuah tim meraih gelar setelah bertahun-tahun mengalami kekecewaan, sangat mungkin mereka puas secara mental. Sekarang mereka akan mengalami banyak kesulitan dalam membuat komitmen 100 persen untuk mempertahankan gelar.

Pioli takut dengan kepuasan mental itu. Ia berharap agar para pemainnya bersedia mengorbankan segalanya. Ia berharap membangun musim baru yang luar biasa meskipun menghadapi banyak rintangan.

Dalam dua tahun terakhir, Milan telah kehilangan gelandang Hakan Calhanoglu dan Franck Kessie dengan status bebas transfer masing-masing ke rival sengit Inter Milan dan Barcelona. Celakanya, Milan tidak dapat menemukan solusi dari pasar yang sesuai dengan mekanisme bermain ala Stefano Pioli.

Meningkatnya penampilan Tonali mampu menutupi kerusakan di tahun pertama tanpa Hakan. Sekarang absennya Kessie tampaknya sangat sulit diatasi. Milan bolong di tengah.

Ini bisa menjadi musim panas yang panjang dan ujian bagi Milan jika ingin mempertahankan scudetto. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: