Indonesia Perpanjang Kerja Sama Pendidikan Bahasa Mandarin dengan Tiongkok

Indonesia Perpanjang Kerja Sama Pendidikan Bahasa Mandarin dengan Tiongkok

Mendikbudristek Nadiem Makarim menandatangani perpanjangan kerjasama Pengembangan Bahasa Mandarin Indonesia-Tiongkok -Kemendikbudristek-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kunjungan Presiden Jokowi di Tiongkok selama beberapa hari mendatang bakal meneken beberapa kesepakatan penting. 

KBRI Tiongkok pada Kamis, 27 Juli mengumumkan ada setidaknya delapan dokumen perjanjian kerjasama yang bakal dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping. 

Di antara delapan dokumen kerja sama yang ditandatangani dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Tiongkok, adalah nota kesepahaman (MoU) antara Kemendikbudristek Indonesia dengan Kementerian Pendidikan Tiongkok tentang kerja sama di bidang pendidikan bahasa Mandarin

BACA JUGA:Kampung Bahasa Mandarin Resmi Berdiri di Tulungagung, Tak Perlu Jauh-Jauh Belajar Ke Tiongkok

Dokumen ditandatangani oleh Mendikbudristek Indonesia Nadiem Makarim dan Menteri Pendidikan Tiongkok Huai Jinpeng. Penandatanganan dilakukan secara sirkuler (Kedua penandatangan tidak berada di satu tempat)

"Ini adalah MoU perpanjangan dari MoU yang diteken pada 2013 lalu. Kemudian diperpanjang sementara pada 2018. Tadinya mau diperpanjang lagi pada 2020, tapi tidak jadi karena terbentur pandemi," terang Yudil Chatim, atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Beijing, ketika dihubungi Harian Disway, Kamis 27 Juli. 

Salah satu poin yang menarik dicermati dalam MoU itu adalah terkait program kerja sama "Bahasa Mandarin+Pendidikan Vokasi" (zhongwen + zhiye jiaoyu).

BACA JUGA:Di Grand Final Koci Jatim 2022, Indah Kurnia Pun Nyanyikan Lagu Mandarin

Kerja sama ini, menurut Yudil, sejalan dengan Mendikbudristek Nadiem yang menggelorakan program Merdeka Belajar. "Di mana kita diarahkan untuk mengolabirasikan antara satuan pendidikan, termasuk pendidikan vokasi, dengan dunia usaha dan dunia industri," kata Yudil. 

Melihat banyak sekali perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia, Yudil coba menawarkan kepada mereka untuk bermitra dengan satuan pendidikan di Indonesia.

"Kebetulan saya di Kemendikbudristek di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Tiongkok ternyata juga menjadikan pendidikan vokasi sebagai prioritas Kementerian Pendidikannya," ujar Yudil. 

BACA JUGA:Semifinalis KOCI Jatim Belajar Bahasa Mandarin Bersama Vincent Andy

Karena itu, dalam banyak kesempatan mendampingi dubes Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun, Yudil selalu mempromosikan potensi pendidikan vokasi Indonesia kepada para investor Negeri Panda. 

"Saya selalu bilang kepada mereka bahwa Indonesia memiliki 14.400-an SMK dan 4.000-an Perguruan Tinggi yang mana di dalamnya terdapat sekitar 2.200 perguruan tinggi vokasi," ungkap Yudil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: