Drama Pembunuhan Anak Pungut di Musi Banyuasin
Ilustrasi drama pembunuhan anak pungut di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Pelajar SMP di Bengkalis, Riau, Membunuh dan Memerkosa Teman
BACA JUGA:Korban Pembunuhan di Pemalang Berseragam Pramuka
Gedoran pintu sengaja keras, diimbangi teriakan-teriakan, supaya tetangga mendengar. Pancingannya sukses. Para tetangga berdatangan karena suara gaduh itu.
Setelah para tetangga masuk rumah, bergerombol di depan pintu kamar Indah, ulah Purnomo tampak panik. Kian agresif berteriak. Akhirnya, mendobrak pintu kamar. Sampai gerendel jebol. Pintu terbuka. Tampak, Indah terbaring telentang. Para tetangga melihat semua.
Purnomo, kali ini diikuti istrinya, buru-buru masuk kamar Indah. Mengguncang-guncang tubuh Indah yang lemas. Para tetangga membantu. Di antara tetangga memeriksa denyut nadi dan napas Indah. Mereka geleng-geleng. ”Sudah tidak ada,” ujar salah satunya.
BACA JUGA:Bunuh Pacar setelah Menghamili
BACA JUGA:Tukang Tape Bunuh Tukang Taksi
Purnomo langsung terkulai, jatuh pingsan ke lantai. Para tetangga kini terpecah. Sebagian masih memeriksa Indah, sebagian sibuk menolong Purnomo. Ramini mengucurkan minyak kayu putih ke wajah Purnomo yang langsung siuman.
Para tetangga membantu, membawa Indah ke RSUD Sekayu, Musi Banyuasin. Dokter di sana menyatakan, Indah sudah meninggal saat tiba di RSUD. Setelah meneliti jenazah, dokter menghubungi polisi. Sebab, ada yang mencurigakan.
Tim polisi segera mendatangi rumah Purnomo. Sementara itu, jenazah Indah langsung dikirim ke RS Bhayangkara Palembang. Untuk diteliti. Hasilnya cepat keluar. Indah meninggal akibat sesak napas. Tanpa tanda bekas cekikan.
BACA JUGA:Jadilah Detektif di Pembunuhan Desy
BACA JUGA:Kasus di Mojokerto, Pembunuh Perkosa Mayat
Polisi menginterogasi Purnomo dan istri. Mereka berbelit. Kecurigaan polisi sangat kuat. Sebab, Indah anak pungut. Yang dipungut keluarga Purnomo sejak Mei 2023. Belum diungkap, bagaimana proses keluarga Purnomo memungut Indah.
Saat interogasi, polisi mengamati wajah Ramini yang tampak grogi. Maka, interogasi dipusatkan ke Ramini. Polisi menampilkan bukti-bukti hasil visum RS Bhayangkara. Bahwa kematian Indah (digertak polisi, pasti) dicekik bantal.
Akhirnya Ramini menangis. Mengakui dia membunuh Indah. ”Saya disuruh ia (menunjuk Purnomo), Pak Polisi… Kalau saya enggak mau, saya akan diceraikan, diusir dari rumah ini.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: