Molnupiravir yang Sebelumnya Jadi Obat Pasien Covid-19 dikabarkan Picu Mutasi Baru Virus SARS-CoV-2, Begini Penjelasannya
Obat pasien Covid-19 Molnupiravir -Kalbe Med-
HARIAN DISWAY - Molnupiravir, salah satu obat yabg digunakan untuk menyembuhkan pasien Covid-19 dikabarkan bisa memicu mutasi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit tersebut.
Hal ini bermula pada sebuah publikasi jurnal ilmiah internasional ternama “Nature” pada 25 September yang memuat sebuah artikel penelitian berjudul “A molnupiravir-associated mutational signature in global SARS-CoV-2 genomes”.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama, publikasi tersebut banyak menarik perhatian publik.
BACA JUGA:Kaesang di Mata Caleg PSI DPRD Jakarta
Pada hasil penelitian itu disebutkan bahwa Molnupiravir adalah obat antiviral yang selama ini dikenal luas digunakan dalam pengobatan Covid-19, yang bekerja dengan memacu mutasi pada genomik virus ketika replikasi terjadi.
Cara kerja Molnupiravir secara umum adalah memicu mutasi yang akan merusak virus dan bahkan membunuhnya.
"Artinya, peningkatan mutasi yang diakibatkan oleh obat Molnupoiravir akan menurunkan jumlah virus (viral load)," papar Tjandra Selasa, 26 September 2023.
BACA JUGA:Dituntut 12 Tahun, Sahat Divonis 9 Tahun
Tetapi ternyata, pada sebagian pasien yang diobati dengan Molnupiravir dimana infeksi akibat virus SARS-CoV-2 tidak sepenuhnya hilang, ditemukan ada potensi mutasi virus yang bisa memicu penularan SARS-CoV-2 lebih lanjut.
Fenomena ini dikenal dengan “onward transmission of molnupiravir-mutated viruses” atau penularan mutasi virus SARS-CoV-2 yang dipicu Molnupiravir.
Publikasi penelitian ini kata Tjandra menunjukkan bagaimana kumpulan data sekuen SARS-CoV-2 menunjukkan bukti mutagenesis obat Molnupiravir ini.
Dengan pendekatan sistematik, para peneliti ini menemukan jenis kelas spesifik dari cabang filogenetik virus dari keluarga Corona ini, ditandai dengan proporsi tinggi mutasi G-ke-A dan C-ke-T.
BACA JUGA:Hakim Kesampingkan Pleidoi Sahat
Mutasi ini mereka jumpai pada sekuen yang dikumpulkan sejak tahun 2022, yaitu sesudah mulai digunakan secara luasnya pengobatan dengan Molnupiravir treatment, pada negara-negara yang menggunakannya dan pada kelompok umur masyarakat yang menggunakannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: