Geliat Surabaya Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 (1): Momentum Kebangkitan Wisata Heritage

Geliat Surabaya Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 (1): Momentum Kebangkitan Wisata Heritage

Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menikmati Sparkling Kalimas bersama Ermy Kulit (kanan) dan Kadisbudporapar Wiwiek Widayati, Sabtu, 16 September 2023-Boy Slamet -

Untuk kali pertama, Piala Dunia U-17 akan dihelat di Indonesia. Tepatnya, 10 November-2 Desember 2023. Salah satu venue-nya Stadion Gelora Bung Tomo, kebanggaan Bonek dan Bonita. Tentu ini menjadi kehormatan sekaligus keuntungan bagi seluruh warga Kota Surabaya.

Setiap negara atau kota yang didapuk sebagai tuan rumah akan mendapat bonus-bonus ekonomi. Terutama dari sektor pariwisata. Piala Dunia 2022 di Qatar bisa jadi cerminnya.

Negara berjuluk The Maroon itu mengalami lonjakan kunjungan wisata yang luar biasa. Berdasar data Qatar Tourism, terdapat 2,56 juta kunjungan wisatawan dari Januari hingga 25 Agustus 2023.

Capaian itu bahkan melebihi sepanjang 2022. Bayangkan, dua bulan setelah perhelatan Piala Dunia, kunjungan wisatawan meningkat 157 persen.

Sebab, menurut keterangan resmi Qatar Tourism, peningkatan itu disebabkan oleh keberhasilan penyelenggaraan Piala Dunia FIFA Qatar 2022.

Kesempatan emas seperti itulah yang akan menghampiri Kota Pahlawan. Pemerintah Kota Surabaya pun menyadarinya.

BACA JUGA:Persebaya Siapkan Pengganti Catur saat Lawan Persib Bandung, Antara Ripal, Riswan dan Nuri

BACA JUGA:Mantab! FIFA Izinkan Logo Surabaya di Piala Dunia U-17

Yang jadi primadona, tentu saja, kawasan wisata sejarah (heritage). Begitu banyak arsitektur bangunan-bangunan lawas yang bisa dinikmati.

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, ada 300 cagar budaya di Kota Surabaya.

Plus puluhan kawasan wisata sejarah. Mulai dari kawasan Peneleh, Pecinan, Ampel, hingga Kampung Maspati.


Mural sejarah Bung Karno di Gang Pandean IV, Peneleh menjadi salah satu daya tarik wisata heritage.-Ahmad Rijaludin Erlangga-Harian Disway-

”Lokasi, bangunan, dan peninggalannya sudah ada. Tantangannya menghidupkan hingga memberdayakan warga agar mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial,” kata Wiwiek.

Namun, mengembangkan destinasi wisata sejarah bukan sekadar mengacu pada lokasinya. Melainkan harus menggerakkan warga di sekitarnya.

BACA JUGA:Street Soccer Awali Semarak Piala Dunia U-17 di Kota Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: