Lansia di Pulogadung Ditembak Maling dan Analisis Kriminologi
Komplotan perampok bersenjata api dibekuk polisi usai melancarkan aksinya di minimarket di Kembangan, Jakarta Barat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dor… Dor… Empat tembakan menyalak. Pada jarak tak sampai 3 meter itu, tiga tembakan meleset. Satu kena lengan kanan Amir. Bolong. Pelurunya mental.
BACA JUGA:Cara Atasi Maling Masuk Rumah
BACA JUGA:Bacok Maling, Dihukum atau Bebas?
Suara tembakan membuat semua penghuni rumah keluar. Di antara anggota keluarga ada Idham. Ia melihat pamannya berdarah-darah.
Idham: ”Malingnya ternyata lari menuju satu motor dengan sopirnya yang sudah menunggu. Ternyata mereka berdua. Saya kejar.”
Meski dua maling naik motor, Idham mengejar dengan berlari. Motor maling tidak bisa kencang karena jalan itu berupa gang sempit dan banyak anak kecil berlarian. Idham mengejar sambil berteriak: Maling…
Warga di perumahan padat penduduk itu berhambur keluar rumah. Maling panik. Menghujani tembakan ke Idham dan warga. Warga yang semula niat menyergap pun langsung mundur. Menghindari tembakan.
BACA JUGA:Maling Sayur dan Kemiskinan
BACA JUGA:Pelaku Ganti QRIS, Maling Modus Baru
Idham: ”Ada beberapa tembakan. Mungkin empat atau lima tembakan. Tapi, tidak ada yang kena. Sebab, ia nembak sambil diboncengkan motor.”
Sampailah dua maling itu ke jalan besar, Idham masih mengejar. Ternyata di jalan besar mereka sudah ditunggu satu motor lagi berboncengan yang semula berhenti untuk mengamati.
Idahm: ”Jadi, semua maling ada empat, dengan dua motor. Mereka kabur ke jalan raya. Sudah tidak bisa saya kejar lagi dengan lari. Saya lapor polisi. Cuma ditanya-tanya karena motornya tidak sampai dicolong.”
Itu menghebohkan warga Jalan Porselen. Sampai diunggah ke medsos. Malingnya tidak tertangkap karena Amir tidak bisa mendeskripsikan wajah maling berhelm itu kepada polisi.
Umumnya orang miskin melawan jika dirampok. Mereka tidak rela harta yang sedikit itu dimaling. Akan dipertahankan habis-habisan.
Sebaliknya, maling cuma butuh harta korban, bukan menyakiti mereka. Tapi, kalau dilawan, maling terpaksa menyakiti, bahkan membunuh korban. Sebab, ketika dilawan, maling bertaruh nyawa. Seumpama di Jalan Porselen itu tidak menembaki warga dengan membabi buta, mereka bakal dikeroyok warga. Dibantai habis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: