Beban Mental Mahasiswa UKWMS saat Perankan Yesus di Jalan Salib Gereja Katedral Surabaya

Beban Mental Mahasiswa UKWMS saat Perankan Yesus di Jalan Salib Gereja Katedral Surabaya

Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini awalnya merasa tak mampu. Beban mental berperan sebagai Yesus sungguh berat. -Moch Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Akhirnya, melalui latihan yang rutin dan kerja keras yang tinggi, Dion bisa mengingat suasana saat latihan. Kemudian menjadi kebiasaan dan tidak merasa kesulitan saat beraksi di depan ribuaan umat. "Caraku itu ingat, jadi kebiasaan, hari H tinggal turn on aja, oh kemarin gini. Jadi langsung kupakai," imbuhnya.
Saat adegan penyalipan dan Dion harus disalib ternyata tak membuatnya kesulitan. Padahal, semua mata tertuju padanya. Namun, dia tetap pertahankan performa dengan baik. -Moch Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Menurutnya, ada bagian susah yang paling susah. Yakni pada adegan keempat saat ia harus mencocokkan rute dan alur cerita. Bagaimana mencocokkan saat prajurit menendang dan harus pas.

Nah, adegan keempat ini paling lama dan susah menurut Dion yang juga merupakan bendahara OMK. "Merasa (beban mental, iya, Red). Karena saya melihat Yesus sebelumnya orangnya lebih bagus dan aku merasa, bikin Yesus versi aku gimana," ujarnya.

BACA JUGA: Misa Gereja Katedral Surabaya: Hidupkan Spirit Paskah dalam Keluarga

Lebih lanjut, saat adegan penyalipan dan Dion harus disalib ternyata tak membuatnya kesulitan. Padahal, semua mata tertuju padanya. Namun, dia tetap pertahankan performa dengan baik.

"Sutradara bilang gladi kotor, bersih, suasana bakal beda, banyak umat jadi harus mulai bayangin sekarang. Aku cuma jalanin aja, pertahankan gini," ujarnya. 

Sementara itu, hasil evaluasi dikatakan sangat memuaskan. Salah satunya terlihat dari banyaknya umat yang larut dalam cerita, terharu dan bahkan ada yang menangis. (Wulan Yanuarwati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: