Makna di Balik Bubur Sengkolo yang Jadi Tradisi Suku Jawa

Makna di Balik Bubur Sengkolo yang Jadi Tradisi Suku Jawa

Bubur sengkolo jadi simbol doa dan pengharapan serta tolak bala bagi masyarakat suku Jawa yang selalu hadir di acara selametan atau tasyakuran. --Kaskus

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam tradisi Jawa, di berbagai acara selamatan biasanya akan ada bubur merah putih. bubur merah putih ini juga kerap disebut sebagai bubur sengkolo.

Bahan utamanya terbuat dari beras ketan. Disebut merah dan putih karena bubur ini memadukan bubur ketan dengan campuran gula merah atau gula aren dan bubur ketan polos putih. Bubur ini pun dinikmati dengan kuah santan.

Bubur merah putih mengandung makna dan filosofi sendiri. Di kalangan masyarakat Jawa, bubur merah putih atau jenang sengkolo dibuat sebagai simbol untuk menolak bala atau menghindarkan manusia dari kesialan dan keburukan.

Seperti “pengarepan marang sing nduwe urip”. Tersirat doa untuk keselamatan dan kesejahteraan hidup. Tak heran kalau bubur sengkolo sering  dibuat dan disajikan pada acara seperti bayi yang baru lahir, perayaan ulang tahun, acara pernikahan, musim panen, bentuk rasa syukur terhindar dari kecelakaan, dan sebagainya.

BACA JUGA: Event ART DIWARNA 2024, Gemilang Berkarya, Kami Berbudaya

Banyak ditemui saat acara  bancakan, tasyakuran, atau selamatan, bubur sengkolo akan disajikan dan dibagikan setelah selesai menghaturkan doa dan harapan kepada Yang Maha Kuasa. 


Jenang sengkolo banyak disajikan dengan alas daun pisang dan biasanya hadir saat acara selametan atau syukuran oleh masyarakat suku Jawa. --Agasi

Manusia mengharap keberkahan dan keselamatan karena mengakui keterbatasan dirinya. Tradisi selametan dalam masyarakat Jawa mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman.

Tradisi selametan sendiri sudah ada jauh sebelum masa Hindu-Budha masuk ke nusantara. Masuknya agama ke nusantara membawa pengaruh pada pelaksanaan tradisi selametan di kalangan masyarakat suku jawa.

BACA JUGA: Kenapa Mesti tentang Chairil Anwar? (1): Semangat Jiwa Petarung

Jika melihatnya dengan kacamata sosial, membagikan bubur sengkolo bisa meningkatkan silaturahmi atau “raket lan srawung” ke para tetangga dan saling berbagi kebahagiaan. Tak lupa juga doa untuk saling jaga diri.

Ada warna yang khas dari bubur sengkolo ini, merah dan putih. Warna merah dan putih juga konon diyakini melambangkan keberanian dan kesucian. Merah sebagai simbol keberanian dan putih sebagai simbol kesucian.

Jika menemuinya saat acara kelahiran bayi atau pemberian nama, bubur ini menyimbolkan harapan agar anak atau jabang bayi nantinya tumbuh menjadi pribadi yang berani dan selalu bertindak di jalan yang suci. Jadi harapan awal saat memulai kehidupan dan seterusnya semoga terlaksana. 

BACA JUGA: Jaranan Mataraman: Identitas Sejarah, Kearifan Lokal, dan Warisan Budaya Tak Benda Desa Sanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: