Tanggung Jawab Akademik Profesor, Siapa Takut?

Tanggung Jawab Akademik Profesor, Siapa Takut?

ILUSTRASI tanggung jawab akademik profesor atau guru besar, siapa takut?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Guru Besar Asli dan Aspal

Menulis artikel hingga publikasi merupakan tugas yang melekat pada profesor. Namun, yang cukup menantang adalah kewajiban khusus tersebut bersifat keharusan yang mutlak dipenuhi dalam kurun waktu tiga tahun. Kewajiban tersebut memiliki konsekuensi atas lancar tidaknya insentif dari pemerintah yang diterimakan tiap bulan bagi mereka yang sudah sampai pada jenjang profesor.

Waktu tiga tahun untuk menulis buku ajar dan artikel ilmiah internasional apalagi bereputasi tidak seperti membalik telapak tangan. Profesor yang cukup waktu menulis buku ajar dapat mengerjakannya kapan saja karena bahan sudah tersedia dari materi yang sudah atau akan disampaikan ke mahasiswa. 

Rata-rata dosen memiliki tabungan buku, jurnal, dan hasil riset yang sudah dikompilasi dalam materi kuliah seperti power point (PPT), video, atau bentuk lain yang dengan mudah dikonversi menjadi buku ajar. 

BACA JUGA: M. Yasin: Profesor Sederhana yang Membanggakan

BACA JUGA: Menjadi Guru Besar

Empat semester materi kuliah dapat dikonversi menjadi buku atau diktat kuliah pada dua semester berikutnya. Bagi profesor yang tidak terlalu dibebani dengan tugas lain di kampus, pemenuhan atas kewajiban tersebut cukup mungkin untuk dilakukan.

Sementara itu, untuk pemenuhan artikel, diperlukan effort yang berbeda. Pemenuhan tiga artikel jurnal internasional atau satu artikel bereputasi tidak sesimpel menulis buku ajar. Artikel yang berkualitas pada umumnya dihasilkan dari penelitian yang selanjutnya dikompres menjadi artikel dengan standar 4.000–5.000 kata. 

Waktu penelitian dan penulisan artikel setidaknya memerlukan tiga–enam bulan. Jika rata-rata waktu tersebut yang digunakan, dibutuh waktu 1,5 tahun untuk menghasilkan tiga artikel. Sisa waktu 1,5 tahun dapat dimanfaatakan untuk submit, revisi, dan finalisasi hingga akhirnya terbit.

Namun, menjadi berbeda jika yang ingin dihasilkan artikel internasional bereputasi. Untuk standar minimal Q3, waktu tiga tahun bukan jaminan artikel bisa dipublikasi karena yang selalu menjadi pertimbangan kualitas dan bobot artikel. 

Cara kerja editor dalam jurnal bereputasi berbeda dengan jurnal internasional. Selain tahapan harus lolos review awal, lalu proses review dari editor internasional dan kemungkinan terjadi revisi jika memang diperlukan. 

Selain itu, pertimbangan kualitas bahasa sering kali menjadi tantangan bagi penulis. Revisi bahasa juga sama beratnya dengan revisi substansi, apalagi dalam bidang keilmuan sosial.

Di samping itu, artikel yang submitted tidak serta-merta langsung ditelaah editor naskah. Di beberapa kejadian, waktu terpendek untuk menerima jawaban editor dari dua bulan hingga satu setengah tahun, bergantung pada reputasi jurnal. Makin tinggi reputasi jurnal, makin banyak artikel yang masuk dan makin lama pula proses adiministrasinya.

Karena tantangan yang sedemikian rupa, muncul peluang bagi broker akademik untuk menawarkan jasa penulisan artikel bereputasi. Di beragam medsos muncul sponsor dengan aneka ragam cara untuk menjual produknya dengan tagline ”terbit cepat”, ”tanpa ribet”, ”dijamin publis”, atau ”uang kembali jika gagal”. 

Tidak ada yang salah dalam promosi tersebut. Namun, reputasi seorang profesor benar-benar dipertaruhkan apabila terjebak pada layanan instan untuk sekadar memenuhi kewajiban jurnal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: