Koperasi Milenial Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Koperasi Milenial Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Berbasis Teknologi

ILUSTRASI koperasi milenial tumbuhkan jiwa kewirausahaan berbasis teknologi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SAAT INI Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Itu ditandai dengan populasi berusia produktif (15–64 tahun) lebih tinggi jika dibandingkan dengan usia nonproduktif. Dengan kata lain, sebagian besar penduduk mampu bekerja. 

Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas yang nantinya mengantarkan pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu keberhasilan bonus demografi ditandai dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan bagi masyarakat. 

Artinya, makin tinggi pencapaian pendidikan seorang perempuan, dia akan cenderung untuk memutuskan memiliki lebih sedikit anak. Alasannya adalah peran sosial yang mereka bangun tidak terbatas hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai pekerja yang mandiri. Kondisi yang demikian sedikit banyak berkontribusi pada peningkatan produktivitas masyarakat.

BACA JUGA: Generasi Milenial: Tren Berpindah-pindah Pekerjaan dalam Era Modern

BACA JUGA: Pengrajin Berharap Gibran jadi Duta Batik, Nelson Mandela Indonesia Versi Milenial

Bonus demografi memunculkan masalah baru berupa ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Akibatnya, ada tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan generasi milenial. 

Dibutuhkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja disertai pelatihan dan pendidikan vokasional yang relevan dengan pasar tenaga kerja saat ini. 

Pemerintah juga perlu memfasilitasi kewirausahaan dan menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Di sanalah kemudian koperasi milenial berperan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Prabowo-Gibran Janjikan Rumah Murah Untuk Milenial dan Masyarakat Ekonomi Menengah Kebawah

BACA JUGA: Polres Kediri Kota dan KNPI Ajak Kaum Milenial Bijak Bermedsos

Generasi milenial saat ini lebih menyukai jenis pekerjaan yang informal atau part time di sektor swasta atau wirausaha (entrepreneur) yang berhubungan dengan IT daripada menjadi pegawai negeri sipil (PNS). 

Hal itu disebabkan generasi milenial beranggapan bahwa pekerjaan yang memanfaatkan teknologi informasi menjadi solusi yang relevan dengan kondisi saat ini. Selain itu, pekerjaan yang memanfaatkan teknologi sering kali menawarkan fleksibilitas dalam bekerja, baik dari segi lokasi maupun waktu, yang sesuai dengan gaya hidup yang diinginkan generasi milenial. 

Selain itu, pekerjaan di sektor informal sering kali menawarkan fleksibilitas dalam bekerja, baik dari segi lokasi maupun waktu, yang sesuai dengan gaya hidup yang diinginkan generasi milenial. 

Dengan melihat fleksiblitas dan kaum milenial yang melek teknologi, pelaku ekonomi yang sesuai dengan keinginan kaum milenial adalah koperasi modern. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: