Pasang Surut Gus Ipul dan Cak Imin

Pasang Surut Gus Ipul  dan Cak Imin

-ARYA PAMUNGKAS-HARIAN DISWAY-

WALLAHUL muwaffiq ila aqwamit tharieq, PKB berkonflik makin menarik. Guyonan itu muncul setiap kali PKB berkonflik. Kali ini konfliknya berbeda. Bukan konflik internal partai lagi. Tapi, aktor-aktornya masih relatif sama. Dengan posisi yang berbeda. Muhaimin Iskandar (PKB) dan Saifullah Yusuf (PBNU). 

Konflik PKB saat ini memasuki jilid ke-4. Konflik jilid pertama diawali dengan pemecatan Matori Abdul Djalil sebagai ketua umum PKB. Almarhum Matori dianggap berkhianat kepada partai karena mendukung pelengseran Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden. PKB menggelar muktamar luar biasa (MLB) di Yogyakarta dan memilih Alwi Shihab sebagai ketua umum. Saifullah Yusuf  (Gus Ipul) kemudian diangkat menjadi sekjen. 

Matori yang mendapat ”hadiah” menjadi menteri pertahanan sempat menggugat ke pengadilan. Mahkamah Agung memenangkan Alwi Shihab-Saifullah Yusuf. Gus Ipul dan Muhaimin saat itu masih satu barisan bersama Gus Dur. Jilid pertama berakhir.

BACA JUGA:Menebak Arah Pansus Haji

BACA JUGA:Kader PKB Pasuruan Juga Laporkan Mantan Sekjen PKB Lukman Edy Ke Polisi

Konflik jilid kedua dimulai setelah Pilpres 2004. Gus Dur gagal menjadi calon presiden karena dinyatakan tidak lolos tes kesehatan. PKB akhirnya tidak mendukung calon presiden siapa pun. Namun, Alwi Shihab dan Gus Ipul ”diam-diam” mendukung Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada Pilpres 2004. Keduanya akhirnya mendapat ”hadiah” menjadi menteri. Alwi Shihab menjadi menteri koordinator kesejahteraan rakyat (menko kesra) dan Saifullah Yusuf menjadi menteri pembangunan daerah tertinggal (PDT). 

Gus Dur sebagai ketua dewan syura akhirnya menggelar MLB di Semarang pada 2005. Alwi dan Gus Ipul diberhentikan. Pada MLB itu Muhaimin Iskandar terpilih sebagai ketua umum PKB. Gus Dur tetap sebagai ketua dewan syura. Terjadilah dualisme di PKB. 

Alwi dan Gus Ipul melawan. Terjadi gugat-menggugat di pengadilan. Ending-nya, pengadilan memenangkan Muhaimin Iskandar. Saat itu sekjennya adalah Lukman Edy. Kelompok Gus Ipul akhirnya membentuk Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Namun, Gus Ipul di akhir jilid ke-2 tidak ikut PKNU. Ia malah sempat mendekat ke PPP. 

Alwi Shihab dan Gus Ipul akhirnya di-reshuffle dari Kabinet Indonesia Bersatu karena sudah tidak dianggap sebagai representasi PKB. Menteri dari PKB akhirnya diwakili Lukman Edy yang menjadi menteri PDT dan Erman Soeparno sebagai menakertrans. 

BACA JUGA:Gus Yahya Angkat Bicara soal Agenda Besar PBNU yang Bawa Kontroversi

BACA JUGA:PBNU sebagai Peradaban: Sekeras Apa pun Orang NU Bertengkar, Tak Akan Tinggalkan NU

Rupanya Gus Dur selaku ketua Dewan Syura DPP PKB tidak merestui Lukman Edy masuk ke kabinet. Masuklah PKB dalam konflik jilid ke-3. Muhaimin dan Lukman Edy dipecat Gus Dur dalam rapat pleno DPP PKB. Tentu tanpa kehadiran keduanya. 

Muhaimin dan Lukman Edy melawan keputusan pemecatan tersebut. Mereka menggugat ke pengadilan. Prosesnya cukup panjang hingga menjelang Pemilu 2009. Setiap kubu menggelar MLB. Kubu Muhaimin menggelar MLB di Ancol. Sedangkan kubu Gus Dur mengadakan MLB di Parung. Keputusan akhir pengadilan memenangkan Muhaimin. Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) mengesahkan kepengurusan Ketua Dewan Syura PKB KH Abdul Azis Manshur dan Ketua Dewan Tanfidz Muhaimin Iskandar. 

Drama sempat terjadi saat pengundian nomor urut partai peserta Pemilu 2009 di KPU. Muhaimin dan Yenny Wahid (putri kedua Gus Dur/sekjen PKB kubu Parung) sama-sama hadir. Mereka sama-sama maju untuk mengambil nomor urut. Sama-sama mengambil nomor urut. Kok ya ndilalah PKB mendapat nomor urut 13 pada Pemilu 2009. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: