Jangan Ciptakan Fobia pada Teknologi
![Jangan Ciptakan Fobia pada Teknologi](https://cms.disway.id/uploads/b9d2e43d66593407f217826e56b22fd8.jpg)
ILUSTRASI Jangan Ciptakan Fobia pada Teknologi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Behavioural Science, Teknologi, dan Kebijakan
BACA JUGA:Deteksi Tuberkulosis Berbasis Teknologi AI
Sejatinya anak-anak dan orang tua bisa diimbau atau pihak sekolah bisa membuat sistem yang berkaitan kebijakan pemakaian teknologi. Bisa saja berupa larangan mengakses konten di luar materi pembelajaran atau jadwal pemberian tugas melalui gadget yang diatur oleh sekolah.
Jadi, para siswa mengakses teknologi hanya untuk keperluan pengerjaan tugas. Persoalan anak-anak memanfaatkan gadget untuk bermain atau mem-browsing konten yang tidak sepantasnya bisa dihindari. Artinya, akan kelihatan mana yang mengerjakan tugas dan mana yang tidak.
Jadi, sebuah perubahan teknologi tidak harus dihindari. Lebih bijaklah dalam menggunakannya.
BACA JUGA:Penyediaan Pangan Berbasis Teknologi
BACA JUGA:Transformasi Pendidikan ala Prodi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Unair
Perlu diakui, inovator teknologi itu adalah generasi kita, tapi yang lebih piawai memakainya adalah gen Z. Mereka adalah para digital native yang lebih akrab dengan dunia maya. Dengan demikian, berikanlah tugas yang memberikan kesempatan mereka mengakses konten positif dari gadget yang ada. Itu akan lebih bijak daripada melarang penggunaannya.
Kita bisa mencontoh negara lain yang memberikan tugas melalui gadget dengan menetapkan aturan yang ketat. Pemerintah Italia memperbolehkan penggunaan gadget untuk penyandang disabilitas demi keberlangsungan pendidikan.
Sementara itu, pemerintah Swedia sempat menerapkan pendekatan pendidikan serbadigital pada 2009. Namun, awal tahun ini Swedia kembali menggunakan buku teks cetak di ruang kelas, alih-alih menerapkan pendekatan serbadigitalnya.
BACA JUGA:Teknologi Terkini untuk Solusi Penyakit Arteri, Vena, dan Tromboemboli: Lebih Baik dan Lebih Merata
BACA JUGA:Teknologi dan Peran Manusia
Di negara tersebut terlihat pemerintah berupaya memfasilitasi siswa agar piawai memanfaatkan informasi di dunia maya melalui gadget.
Mereka diharapkan mampu memilih dan memilah informasi yang bermanfaat dan dapat dipercayai. Situasi itu berbeda dengan di Indonesia, yakni para siswa masih gagap sehingga mereka cenderung lebih menikmati menggunakan gadget daripada mendengarkan penjelasan guru.
AGENDA KE DEPAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: