Halal Bihalal di GKI Kutisari Indah, Komunitas Seduluran Saklawase Gelar Afternoon Supper

Halal Bihalal di GKI Kutisari Indah, Komunitas Seduluran Saklawase Gelar Afternoon Supper

Pertemuan Seduluran Saklawase di GKI Kutisari Indah Surabaya yang dikemas dengan dialog lintas agama, pada Selasa, 8 April 2024. --Seduluran Saklawase

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Umat Muslim baru saja merayakan Idufitri. Namun, setelah itu silaturahmi biasanya terus digelar selama bulan Syawal. Momentum itu pun dimanfaatkan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kutisari Indah Surabaya untuk menggelar halal bihalal.

Sebagai inisiator, acara digelar di gereja yang beralamat di Raya Kutisari Indah No.139 Surabaya. Suasana sersan alias serius tapi santai mewarnai pertemuan yang dikemas dengan dialog lintas agama bersama komunitas Seduluran Saklawase pada Selasa, 8 April 2024.

Berlangsung dengan saling maaf-maafan mengikuti kebiasaan umat Islam yang merayakan Lebaran, pertemuan yang digelar dengan afternoon supper itu makin membuat yang hadir saling memahami dan mengerti akan nilai-nilai keagamaan di dalam masyarakat.

BACA JUGA: Hari Pertama Masuk Kerja, Sudahkah Anda Halal Bihalal?

Buat komunitas yang didirikan oleh beberapa tokoh agama itu, bertemu dan dialog memang perlu dilakukan berulang kali agar antarsesama tokoh agama fokus pada satu satu tujuan yakni pembangunan keharmonisan dan kerukunan umat beragama serta persaudaraan antarumat beragama. 

Menurut Soesatyo, anggota Seduluran Saklawase yang hadir, pertemuan dengan afternoon suppper atau makan siang bersama terasa nikmat karena tujuannya yang membangun silahturahmi di antara sesama umat beragama yang berbeda keyakinan. 

"Acara ini penting agar kami bisa terus menerus ingin membangun semangat kebersamaan dan sambung rasa antara lintas agama yang dapat terus menerus dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.

BACA JUGA: Hukum Halal Bihalal dalam Islam, Sunah atau Wajib?

Senada dengan Soesatyo,Yordan M Bhatara Goa, anggota komisi A dari DPRD Provinsi Jawa Timur, menyatakan bahwa meskipun pertemuan ini sederhana tetapi spirit kebinekaan selalu muncul dalam kehidupan bersama sesama anak bangsa. 

"Pertemuan ini memang terasa sederhana tapi pengaruhnya sangat besar di antaranya dapat membuat mesra sekalipun kita berbeda agama, suku, dan rasa. Dengan pertemuan ini, kita sama-sama merasa jadi bagian dari Indonesia," ungkapnya.

Selain hadir keduanya tampak tokoh agama mulai dari aliran agama yang ada di Indonesia dan penganut aliran kepercayaan. Semangat dan antusias dalam bertemu terpancar. Masing-masing saling menguatkan pesan saling membangun dan berbagi.

BACA JUGA: Harmoni dalam Penutupan Ziarah Lintas Agama di Gereja Redemptor Mundi

Sesuai gaya komunitas yang memang mengambil bahasa Suroboyoan, sangatlah terasa dialog asli Suroboyoan yang membuat suasana makin akrab. Mereka lebih jenak berbincang dalam bahasa Suroboyoan sehingga suasana makin gayeng.
Sesuai gaya komunitas Seduluran Saklawase yang memang mengambil bahasa Suroboyoan, sangatlah terasa dialog asli Suroboyoan yang membuat suasana makin akrab. Mereka lebih jenak berbincang dalam bahasa Suroboyoan sehingga suasana makin gayeng.--Seduluran Saklawase

Tatang, perwakilan dari agama Kristen Protestan, mengatakan silatuhami yang kebetulan masih dalam momen Lebaran itu adalah acara rutin keakraban yang digelar Sakduluran Saklawase dengan semangat menghargai satu dengan yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: