Mengapa Orang Dewasa Juga Mengalami Overstimulasi?

Mengapa Orang Dewasa Juga Mengalami Overstimulasi?

Overstimulasi pada orang dewasa, fenomena yang tidak hanya dialami anak kecil saja-Liza Summer-Pexels


Overstimulasi digital membuat otak seolah crash karena terlalu banyak informasi-Peopleimages.com - YuriArcurs-

  • Sensory Overload: Terlalu banyak rangsangan pada panca indera.
  • Information Overload: Kebanjiran informasi, terutama dari media digital.
  • Emotional Overload: Kelelahan karena beban emosi yang intens.

BACA JUGA:Meningkatnya Kesadaran Kesehatan Mental di Tahun 2025: Tips Menjaga Keseimbangan Emosi di Era Digital

  • Social Overstimulation: Tekanan dari interaksi sosial berlebihan.
  • Intellectual Overstimulation: Kelelahan akibat berpikir terus-menerus.

Strategi Mengatasi dan Mencegah Overstimulasi

Saat Gejala Muncul:

  • Menyingkir dari sumber pemicu

BACA JUGA:Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Mental dan Fisik

  • Latihan pernapasan atau meditasi
  • Teknik grounding (menyadari tubuh dan lingkungan)
  • Gunakan alat bantu sensorik seperti penutup telinga atau kacamata hitam

BACA JUGA:Cara Relaksasi Sederhana Usir Stres Akibat Pusing Kerjaan

Untuk Pencegahan Jangka Panjang:

  • Atur batasan screen time dan interaksi sosial
  • Tidur cukup dan rutin melakukan self-care
  • Ciptakan lingkungan tenang dan terorganisir

BACA JUGA:Menulis sebagai Terapi: Kekuatan Journaling untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Mahasiswa

  • Cari bantuan profesional jika diperlukan

Overstimulasi bukan hanya dialami anak-anak, tetapi juga semakin umum terjadi pada orang dewasa. Ketika otak kewalahan menerima terlalu banyak rangsangan, dampaknya bisa muncul secara fisik, emosional, dan mental.

Penyebabnya beragam, mulai dari lingkungan bising, tekanan sosial, hingga stres pribadi. Beberapa kelompok seperti individu dengan ADHD, autisme, atau gangguan kecemasan lebih rentan terhadap kondisi ini.

BACA JUGA:Tak Kunjung Dapat Pekerjaan Jadi Tekanan Sosial buat Fresh Graduate, Apa Solusinya?

Kabar baiknya, overstimulasi bisa dikelola. Dengan mengenali jenis dan pemicunya, serta menerapkan strategi seperti mindfulness, manajemen waktu, dan self-care, kita bisa menjaga keseimbangan hidup di tengah dunia yang penuh stimulasi. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber