PBB Distribusikan 90 Truk Bantuan ke Gaza, Pertama Sejak Blokade Total Israel

Truk yang membawa bantuan memasuki Jalur Gaza dari penyeberangan Kerem Shalom Israel, pada 20 Mei 2025. PBB mengkonfirmasi bahwa mereka mulai mendistribusikan sekitar 90 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Rabu, 21 Mei 2025. --Jack GUEZ / AFP
Selain itu, sebelum perang pecah pada 7 Oktober 2023 yang dipicu oleh serangan mendadak Hamas ke wilayah Israel, rata-rata 500 truk bantuan memasuki Gaza setiap hari.
Dilansir dari Times of Israel, Kementerian Pertahanan Israel melalui Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) sebelumnya mengumumkan bahwa 100 truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza pada hari Rabu, 21 Mei 2025.
BACA JUGA:120 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Hamas Desak Masuknya Bantuan Sebagai Syarat Negosiasi
BACA JUGA:Warga Gaza Hadapi Kelaparan, 70 Persen Wilayah Tak Lagi Aman dari Pengeboman Israel
Menurut COGAT, pengiriman ini dilakukan “atas rekomendasi para pejabat profesional IDF (Militer Israel) dan sesuai arahan pimpinan politik.”
Puing-puing berserakan di lokasi serangan Israel terhadap kamp tenda pengungsi, di sebelah barat Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, pada 18 Mei 2025. Israel pada Minggu, 18 Mei 2025 menyatakan akan mengizinkan masuknya bantuan makanan ke Jalur Gaza--AFP
Sejak 2 Maret 2025, Israel menerapkan blokade total terhadap Jalur Gaza. Pemerintah Israel melarang masuknya bantuan gizi, medis, dan kebutuhan lainnya sebagai bagian dari tekanan terhadap Hamas agar melepaskan para sandera dan menyerahkan senjata.
Akibatnya, sekitar 2,3 juta warga Gaza mengalami kekurangan makanan, air bersih, bahan bakar, dan layanan kesehatan dasar.
BACA JUGA:Israel Serang Rumah Sakit Eropa di Gaza, Klaim Jadi Markas Hamas
BACA JUGA:Israel Merudal RS Eropa di Gaza Incar Pemimpin Hamas, Direktur Sebut Tidak Ada Aktivitas Militer
Situasi memburuk pada 18 Maret ketika Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata dua bulan yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Setelah itu, serangan militer kembali dilancarkan dengan intensitas tinggi.
Masyarakat internasional terus mendesak Israel untuk membuka lebih banyak jalur bantuan dan mempercepat proses distribusi demi menyelamatkan nyawa warga sipil.
Langkah terbaru dari PBB ini memberikan secercah harapan, meski hambatan keamanan dan logistik masih menjadi tantangan besar di lapangan.
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: