Akhir Juli dan Warisan Prancis: Republik, Rakyat, dan Tantangan Zaman

ILUSTRASI Akhir Juli dan Warisan Prancis: Republik, Rakyat, dan Tantangan Zaman.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Indonesia-Prancis Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Lewat Pertemuan Prabowo-Macron
BACA JUGA:Presiden Prancis Macron: Saya Cinta Indonesia, Siap Bangun Masa Depan Bersama Prabowo
Sutan Sjahrir, sebagai pemikir dan pejuang kemerdekaan yang banyak terpengaruh humanisme Eropa, menjadikan kebebasan individu dan tanggung jawab moral sebagai bagian dari perjuangan nasional.
Baginya, kemerdekaan bukan hanya soal membebaskan bangsa dari penjajahan fisik, tetapi juga tentang membebaskan manusia dari ketakutan, kebodohan, dan penindasan.
Para pendiri bangsa itu tidak hanya terinspirasi oleh Revolusi Prancis. Mereka juga menyerap semangat dari berbagai revolusi besar dunia lainnya seperti Revolusi Amerika, Revolusi Bolshevik di Rusia, hingga Gerakan Risorgimento di Italia.
Semua peristiwa itu memperkaya cara pandang mereka terhadap arti kemerdekaan, negara, dan hak-hak warga negara.
Dalam konteks itulah, perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan hanya bagian dari sejarah nasional, melainkan juga bagian dari narasi global tentang perjuangan umat manusia melawan penindasan dan ketidakadilan. Semangat revolusi yang mereka warisi tetap hidup dalam cita-cita bangsa hingga hari ini.
REFLEKSI KEADILAN, KEWARGAAN, DAN PERLAWANAN ABAD KE-21
Pada abad ke-21, warisan Revolusi Prancis masih terasa kuat dalam berbagai aspek kehidupan politik, sosial, dan perjuangan kemanusiaan.
Nilai-nilai yang lahir dari revolusi tersebut kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan telah menjelma menjadi prinsip universal yang menjadi acuan bagi berbagai gerakan keadilan di seluruh dunia.
Hari ini bentuk-bentuk kekuasaan menjadi makin kompleks. Otoritarianisme tidak selalu hadir secara terang-terangan, tetapi bisa menyamar melalui dominasi oligarki, manipulasi politik elektoral, dan ketimpangan akses terhadap sumber daya serta pengambilan keputusan.
Di tengah kompleksitas itu, nilai-nilai Revolusi Prancis tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya politik kewargaan, yaitu perjuangan atas hak, kewajiban, dan pengakuan warga negara dalam komunitas politiknya.
Di era sekarang, perjuangan untuk keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat menjadi makin rumit. Logika pasar bebas yang menjadi ciri khas neoliberalisme mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan, dari pendidikan hingga kesehatan.
Sistem itu sering kali meminggirkan prinsip solidaritas dan keadilan demi pertumbuhan ekonomi yang dinikmati oleh segelintir kelompok.
Kewarganegaraan hari ini bukan hanya soal memiliki KTP atau hak pilih lima tahun sekali. Ia adalah bentuk klaim politik masyarakat suatu hak untuk didengar, dilibatkan, dan berdaya dalam menentukan masa depan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: