Hari Pencegahan Polusi Sedunia 2 Desember: Sejarah, Tujuan dan Cara Memperingatinya

Senin 02-12-2024,08:00 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Retna Christa


Polusi Udara di Jakarta yang kian memburuk belakangan ini.-Dok. Istimewa-

Hari Pencegahan Polusi Sedunia dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya polusi dan dampaknya yang merusak terhadap lingkungan serta kehidupan di Bumi. Salah satu jenis polusi paling memprihatinkan saat ini adalah polusi plastik.

Plastik, dengan sifatnya yang sulit terurai, telah menjadi ancaman besar bagi kelangsungan makhluk hidup. Dari menurunkan kualitas tanah hingga membunuh ribuan spesies kehidupan laut, polusi plastik kini menjadi ancaman nyata yang memerlukan perhatian global.

BACA JUGA:Akibat Polusi Udara, Kasus ISPA Balita Jatim Tembus 45 Ribu

BACA JUGA:Polusi Semakin Pekat, Malaysia Surati Indonesia Soal Asap Lintas Batas

Berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Health Organization (WHO), dan Greenpeace terus menyerukan langkah konkret untuk mengendalikan pencemaran lingkungan.

Namun, tanggung jawab itu tidak hanya berada di tangan pemerintah. Setiap individu memiliki peran penting dalam mengurangi polusi dengan mengambil langkah-langkah sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang limbah, dan mendukung kebijakan lingkungan berkelanjutan.

Selain polusi plastik, polusi udara menjadi ancaman besar lainnya. Berdasarkan penelitian global, polusi udara telah menyebabkan peningkatan signifikan pada angka kematian akibat penyakit pernapasan dan kardiovaskular, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Kondisi itu menjadi perhatian serius. Karena masyarakat di wilayah tersebut lebih rentan terhadap dampak polusi akibat akses yang terbatas terhadap teknologi bersih dan sistem kesehatan yang memadai.

BACA JUGA: Durasi Lampu Lalu Lintas di Surabaya akan Diperpendek untuk Redam Polusi Udara

BACA JUGA:Upaya Kurangi Sumber Polusi, Gerakan Pemerintah Menguji Emisi Gas Buang Kendaraan

Menanggapi hal itu, WHO menetapkan standar kualitas udara yang lebih ketat bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.


Tembok Besar Jinshanling terlihat di bawah polusi badai pasir di Chengde, Tiongkok, pada 22 Juni 2024.--getty images

Hari Pencegahan Polusi Sedunia juga menjadi momentum refleksi atas tragedi besar Gas Bhopal pada tahun 1984.

Insiden tersebut merupakan salah satu bencana industri terburuk dalam sejarah. Di mana kebocoran gas beracun di Bhopal, India, menyebabkan ribuan korban jiwa dan kerusakan lingkungan yang sangat parah.

Peristiwa itu tidak hanya merenggut nyawa manusia, tetapi juga meninggalkan luka permanen pada ekosistem.

Kategori :