Geliat Bangun Kota Reog: Reuni Akbar Seniman Tagih Janji Kemendikbud (5)

Geliat Bangun Kota Reog: Reuni Akbar Seniman Tagih Janji Kemendikbud (5)

Reuni akbar Reog Ponorogo di Paseban Alun-alun Ponorogo, 8 April 2023.-Pemkab Ponorogo-

Ada kekhawatiran reog disalip di tikungan lagi. Bukan oleh rekan sebangsa, tetapi oleh Malaysia. Laman resmi Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia menampilkan Tari Barongan dengan topeng dadak merak persis Reog Ponorogo.

Meski Malaysia sudah mengklarifikasi bahwa Tari Barongan belum didaftarkan sebagai ICH Unesco, kekhawatiran itu tetap menghantui. Selain Reog, Malaysia pernah mengklaim batik, wayang kulit, kuda lumping rendang, angklung, hingga tari piring. Bahkan, lagu Rasa Sayange dari Maluku masuk di iklan pariwisata Negeri Jiran.

“Kemarin, kami mengalah, lah. Kemudian kami buat nota protes ke Kemendikbud maupun dirjen perlindungan budaya. Setelah jamu, tentu yang diusulkan adalah reog. Sudah pasti itu. Tertulis,” kata Sugiri. 

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Sampung Bone Culture Jadi Bagian Monumen (3)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Stop Ledakan di Gunung Sampung (4)

Mengapa Sugiri ngotot reog segera masuk daftar ICH Unesco?  Selain ancaman dari luar negeri, reog dinilai sebagai warisan budaya paling komplet dan kompleks. “Bicara seni musik. Reog mampu mengorkestrasikan harmoni dari genre yang berbeda. Terompetnya pelog, kempulnya slendro,” lanjut Kang Giri, sapaan akrab Sugiri.

Ada pula seni topeng raksasa yang sangat jarang ditemui di berbagai belahan dunia. Semua dipadukan dengan seni ukiran, tari, teater, dan bela diri. Ia tak sedang merendahkan kesenian lain. Namun faktanya, belum ada kesenian sekompleks itu di Indonesia.

Tak hanya di Ponorogo, seniman reog juga tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Bahkan di luar negeri terdapat kelompok-kelompok kecil yang tetap melestarikan reog. "Tidak ada alasan, Reog enggak diusulkan ke Unesco," lanjut alumnus Universitas Tritunggal Surabaya itu. 


Koordinator Tim Asistensi Unesco Creative Cities Networks (UCCN) Ponorogo drh Hamy Wahjunianto memimpin rapat pengusulan Reog Ponorogo sebagai ICH Unesco 2024, 11 April 2023.-Hamy Wahjunianto for Harian Disway-

Reog juga sering ditampilkan ke tamu mancanegara di Istana Negara. Termasuk saat KTT G20 di Bali November 2022. Karena itulah, aneh jika reog tidak diperjuangkan.

Tiga hari setelah acara reuni akbar itu, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo menggelar rapat dengan pelaku seni. Koordinator Tim Asistensi Unesco Creative Cities Networks (UCCN) Ponorogo drh Hamy Wahjunianto juga hadir dalam diskusi selama dua hari itu.

Mereka menyusun lagi usul ICH Unesco untuk 2024. Sejumlah tokoh Reog Ponorogo, sanggar tari, UMKM, dan pengamat seni ikut terlibat dalam penyusunan dossier atau berkas usul.

“Kami kumpulkan lagi data yang lebih detail lalu di-input ke dossier. Tidak ngarang-ngarang. Semua data langsung dari pelaku reog aslinya,” ujar ’’Prof’’ Hamy, Jumat 14 April 2023. Sebutan profesor itu bukan gelar akademik. Hamy memperolehnya sebagai bentuk penghargaan atas kegigihan memperjuangkan Reog Ponorogo.

Katanya, Unesco tidak suka dokumen yang dilebih-lebihkan. Tidak sesuai fakta. Dossier yang dikumpulkan harus lugas dan sesuai fakta. Tim gabungan harus kerja cepat. Sudah ditunggu Unesco bulan depan.

Kerja keras itu sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu. Andai tidak disalip di tikungan, Reog sudah masuk daftar ICH. Ponorogo juga masuk daftar Kota Kreatif Dunia Unesco. Tak perlu menyusun ulang dokumen yang melelahkan itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: