Brawijaya Awards, Aksi Sosial Para Babinsa Kodim Malang-Batu Buat Para Juri Berdecak Kagum

Brawijaya Awards, Aksi Sosial Para Babinsa Kodim Malang-Batu Buat Para Juri Berdecak Kagum

Para babinsa Kodim 0818 Malang-Batu tampil di hari keempat penjurian-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kodim 0818/ Malang-Batu seakan mengeluarkan kartu-kartu AS. Program-program  pengabdian luar biasa yang dipaparkan oleh bintara pembina desa (babinsa) membuat mata para juri yang mulai dijajah oleh kantuk usai makan siang terbuka lebar.

Program-program mereka cukup unik, inovatif, disajikan dalam laporan yang lengkap, dengan promosi media sosial maupun pemberitaan yang cukup gencar pula.  

Seperti yang dipresentasikan oleh Sertu Catur Susanto babinsa dari Desa Senggreng, Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Pada April 2013 ia kehilangan putri ketiganya, Yasmin Al-Humairoh yang meninggal karena sakit. 

Tak mau larut dalam kesedihan, ia lantas menggalang rekan-rekan dan masyarakat tempat tinggalnya, untuk membuat yayasan penyantunan yatim piatu dan kaum dhuafa yang ia namai dengan nama sang mendiang. 

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Cara Babinsa Kodim 0820 Atasi Persoalan Kompleks Probolinggo

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Babinsa Kodim Lumajang Kembangkan Kampung Religi hingga Bentuk Grup Reog

“Pada 21 April 2013 terbentuk Kelompok Peduli sesama yang namanya diambil dari nama putri saya Yasmin Al-Humairoh. Sekarang menyantuni 80 anak Yatim dan Dhuafa di Desa Senggreng Sumber Pucung. Santunan tersebut rutin setiap bulan,” kata Catur.

Cukup dari sumbangan sukarela dari teman-teman dan saudaranya saja, Catur sudah bisa menyantuni puluhan anak Yatim sekitar Rp. 100 ribu per orang per bulannya. Belum lagi ia dibantu oleh beberapa donatur dari perusahaan seperti J&T

Sebuah kisah yang mengharukan dituturkan oleh Sertu Tri Djoko Purwanto, babinsa desa Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang ini punya program pendidikan untuk anak-anak putus sekolah. 

Tapi yang dibinanya bukanlah anak-anak putus sekolah biasa. Melainkan anak difabel yang terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasannya. Tidak tanggung-tanggung, kelompok binaannya mencapai 96 orang! Dengan berbagai kekurangan mulai dari tuna netra, rungu, daksa, grahita dan sebagainya.  


Para juri memberikan penilaian pada Kodim 0818 Malang-Batu--

BACA JUGA:Brawijaya Awards: Kodim Banyuwangi Andalkan Pupuk Organik dan Penanaman Terumbu Karang

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Cara Babinsa Pacitan Atasi Masalah Lingkungan, UMKM, dan Pertanian

Tri mengisahkan, suatu ketika ia blusukan ke desa binaan. Ia lantas bertemu dengan seorang kakek pemulung. Hatinya tergerak untuk mengunjungi rumah kakek itu. Ia pun melaksanakan niatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: