Mengemas Pemuda agar Berdaya dan Berkarya

Mengemas Pemuda agar Berdaya dan Berkarya

Sertu Nurhidayat, Babinsa Desa Gondang, Kodim Moojokerto memberi pembinaan pada anggota Saka Wira Kartika 87.-Boy Slamet-

Aktivitas itu diketahui saudara ipar Heri yang kebetulan punya putri bernama Diah Ayu yang berminat masuk kepolisian. Dialah murid pertama Heri. Diah lolos seleksi kepolisian. Kabar itu kemudian menyebar dan murid latih Heri makin banyak.

”Pertama, murid saya sampai 40 orang. Sekarang tinggal 25 orang. Lima orang berhasil masuk TNI, 2 orang Polri, lainnya di Akademi Perkeretaapian dan IPDN,” terang Heri. 

Pemuda juga sosok yang mudah emosi. Bila tidak dikemas dengan baik, gesekan antarmereka sangat rawan terjadi. Tapi, tidak di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Meski ada 13 perguruan silat berbagai aliran, mereka rukun-rukun saja. Itu berkat wadah perkumpulan bernama Komunitas Pesilat Robatal (Kopral).


Babinsa Kodim Sampang Serma Eko Suryadi memeragakan jurus silat dengan senjata tajam. -Sahirol Layeli-

Komunitas itu dibuat Serma Eko Suryadi, babinsa di Koramil 0828/12 Robatal. Mereka rutin bertemu setiap bulan di tanggal 15. Setiap kali pertemuan, mereka selalu membahas pengembangan terbaru dari setiap ilmu bela diri.

Bahkan, Eko tak jarang mengajak semua perguruan silat itu untuk berlatih bersama. Bahkan, ia pernah membuat acara latih tanding di antara perguruan silat tersebut. Kegiatan itulah yang membangun kedekatan dan keakraban semua perguruan silat.

Tidak hanya fisik dan ketahanan mental yang dibina. Kebebasan berekspresi juga harus dilampiaskan di masa muda. Sinematografi atau perfilman menjadi bentuk pengabdian Sertu Abu Nur Arifin Ia adalah babinsa dari Koramil 0809/01 Kediri. 

Bintara itu mengumpulkan pemuda dari Karang Taruna dan diajak bermain film. Juga, membuat film. Seperti sebuah production house atau rumah produksi. 

Mereka biasa berkumpul di base camp Peka. Peka adalah singkatan dari Pejuang Kampung. Peka adalah film pertama yang mereka buat dan sukses. Seri pertamanya dirilis pada 2021. Sementara itu, seri ke-2 akan dirilis pada Juli mendatang. Hasil karya pemuda Karang Taruna itu dibeli perusahaan bisnis bioskop Multiplex. Perusahaan asal Korea.

”Waktu itu saya melihat banyak anak-anak yang menghabiskan waktu dengan main gadget. Saya ingin hidup mereka lebih produktif. Akhirnya saya ngobrol dengan beberapa pengurus Karang Taruna. Ternyata kami memiliki visi yang sama,” ujar Abu.


Sertu Abu Nur Arifin, babinsa Kodim Kediri memberi arahan terkait film.-Elvina Talitha Alawiyah-

Ide membuat film muncul dari Harianto. Pengurus Karang Taruna yang akhirnya menjadi sutradara film Peka. Akhirnya mereka menjalankan proyek dengan alat seadanya. Mereka menyewa alat. Yang penting berkarya dulu.

Bagi anak-anak Peka, peran Abu sangat penting. Ia mengajarkan kedisiplinan dan integritas. Proyek film tidak akan berjalan tanpa perannya. Dampak yang dilakukan Abu juga begitu luas. 

Saat ini bukan hanya satu kelurahan yang ikut dalam kegiatan di Peka. Karang Taruna lain dari 16 kelurahan pun mulai bergabung. Mereka menyatu. Tidak heran, daerah itu pun bebas dari tawuran antarkampung. (*)

 

Sumber: