Pameran Pesona Jawa Timur oleh Anak Sanggar Merak Ati Surabaya Buktikan bahwa Setiap Anak adalah Seniman

Pameran Pesona Jawa Timur oleh Anak Sanggar Merak Ati Surabaya Buktikan bahwa Setiap Anak adalah Seniman

Pengunjung menyimak karya-karya dalam pameran lukisan anak yang digelar oleh Sanggar Merak Ati. Sanggar Lukis yang eksis sejak 1994. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sanggar Merak Ati merupakan satu dari sedikit sanggar melukis anak yang masih eksis di Surabaya. Sanggar tersebut memamerkan 80 karya anak didiknya. Seperti apa lukisan mereka? Jangan meremehkan, kecil-kecil mereka sudah jago, lho!

Wajah Subanu tampak semringah. Beberapa kali ia membetulkan letak topi petnya, kemudian melayani pertanyaan-pertanyaan pengunjung.

Subanu merupakan ketua sanggar Merak Ati. Sanggar lukis yang eksis sejak 1994 hingga kini. Punya ratusan murid, dan 80 di antara mereka yang karyanya terpilih, dipamerkan di Galeri Prabangkara, kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Genteng Kali, Surabaya.

BACA JUGA: Pameran Paseduluran oleh Paspetung; sebuah Persaudaraan Global dan Universal


Terdapat 80 lukisan yang dipajang di Galeri Prabangkara, dalam pameran lukisan anak bertajuk Pesona Jawa Timur yang digelar oleh Sanggar Merak Ati. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Pameran itu bertajuk Pesona Jawa Timur. Berlangsung sejak 22 April hingga 28 April 2024. Sesuai tajuk, anak-anak sanggar Merak Ati melukis segala hal tentang Jawa Timur. Mulai budaya, wisata, maupun kehidupan sosial-masyarakatnya.

"Supaya anak-anak ini lebih mengenal provinsinya. Bahwa Jawa Timur ini kaya dan beraneka ragam. Mereka melukis apa yang mereka sukai tentang Jawa Timur," ujar Subanu. Sebagai guru, ia tidak memaksa muridnya untuk menuruti keinginannya.

Justru Subanu membebaskan murid-muridnya untuk menggambar objek yang mereka suka. "Saya tidak pernah memaksa harus gambar ini-itu. Jika murid saya suka dengan objek tertentu atau satu gaya lukisan, itu saja dikembangkan. Diseriusi. Tidak ada paksaan," terangnya.

BACA JUGA: Pameran Ingatan Abadikan Memori Silam ala Wisnuaji Putu Utama

Menurutnya, metode mengajar seperti itu efektif. Anak-anak jadi lebih bebas berkreasi. Guru hanya tinggal menuntun mereka saja. Seperti membantu dalam hal pewarnaan atau membuat garis dan komposisi.

"Ada murid saya yang sukanya melukis gaya manga. Itu saya terima. Tapi dikembangkan. Lebih dieksplorasi lagi. Jangan hanya manga figur saja. Bikin, misalnya, komik bergaya manga. Dan yang lebih penting, gambar, semua lukisan harus bercerita," tutur pria 73 tahun itu.

Cara itu pula yang membuat murid-muridnya betah. Hingga sanggar Merak Ati sebagai sanggar lukis anak-anak dapat eksis hingga kini. Satu dari sedikit sanggar anak yang masih ada di Surabaya.

BACA JUGA: Ski Lot, Olahraga Tradisional Warga Tambaklekok yang Berawal dari Tradisi Nelayan Pasuruan saat Mencari Kerang

Seperti ketika mengeksplorasi tema Jawa Timur. Subanu membebaskan anak didiknya untuk memilih objek apa saja yang mereka sukai. Ia tidak mengarahkannya ke satu tempat atau budaya tertentu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: