Hari Pendidikan dan Kesadaran Kasta: Mencari Letak Jati Diri

Hari Pendidikan dan Kesadaran Kasta: Mencari Letak Jati Diri

Jika semua ingin menjadi kaya dan populer, siapa yang tersisa untuk menjaga cahaya pengetahuan?--Vimaliss

BACA JUGA: Belajar di Tiongkok, Guru Indonesia Perkenalkan Budaya Nusantara

Pertanyaan Aldiano mungkin tampak sinis, tapi ia membuka ruang kesadaran baru: bahwa tidak semua orang harus menjadi kaya, dan tidak semua yang tidak kaya adalah gagal.

Yang gagal adalah mereka yang tidak tahu siapa dirinya, yang menempati posisi yang bukan tempatnya, dan akhirnya merusak sistem harmoni semesta. Kita butuh lebih banyak kesadaran kasta, bukan sebagai sistem sosial, tetapi sebagai sistem spiritual.

Agar para brahmana tetap menjaga cahaya pengetahuan. Para ksatria tetap menjaga keadilan. Para waisya menggerakkan roda ekonomi. Dan para sudra diberdayakan agar naik ke tingkatan kesadaran yang lebih tinggi. Semua berada pada tempatnya. Semua tahu siapa dirinya.

BACA JUGA: Pergulatan Integritas di Dunia Pendidikan

Namun kini, kita patut bertanya kembali: dalam dunia yang semakin mencampuradukkan identitas dan peran sosial ini, dimanakah posisi kita sesungguhnya berada? Dan lebih penting lagi: apakah kita cukup jujur kepada diri sendiri untuk mengakui, pada kasta apa kesadaran kita seharusnya berada. 

Selamat Hari Pendidikan Nasional. Semoga pendidikan tak hanya menjadi jalan menuju pekerjaan, tapi jalan menuju pencerahan. (*)

*) Fileski Walidha Tanjung adalah seorang pendidik, penulis, penyair, kelahiran Madiun 1988. Aktif menulis esai, puisi, cerpen di berbagai media nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: