Ekonomi Indonesia jika Konflik India-Pakistan Berlanjut

Ekonomi Indonesia jika Konflik India-Pakistan Berlanjut

ILUSTRASI Ekonomi Indonesia jika Konflik India-Pakistan Berlanjut.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PERLAMBATAN ekonomi global yang dipicu perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok belum melandai, tetapi kini muncul ketegangan baru di kawasan Asia Selatan yang ditimbulkan konflik militer India-Pakistan. Untungnya, konflik itu hanya berlangsung empat hari dan segera mereda. Namun, tidak tertutup kemungkinan, konflik itu kembali meletus di kemudian hari. 

India dan Pakistan merupakan dua negara bersenjata nuklir yang telah berseteru sejak pemisahan pada 1947. Kedua negara memiliki sejarah panjang konflik bersenjata, termasuk Perang Kargil 1999 yang berlangsung selama beberapa bulan di wilayah Kashmir. 

Situasi itu langsung memicu kekhawatiran global, tak terkecuali potensi ancaman dan dampaknya terhadap Indonesia. Ketegangan kedua negara tersebut dapat merembet ke berbagai aspek. Mulai ekonomi, rantai pasok, hingga stabilitas kawasan regional Asia. 

BACA JUGA:Solidaritas Global South dan BRICS, Gerakan Dehegemonisasi Ekonomi Barat?

BACA JUGA:UMKM Tangguh, Pilar Kemandirian Ekonomi Alternatif di Era Perang Tarif

Sebab, India maupun Pakistan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang sejauh ini telah mencatatkan kinerja perdagangan yang sangat menggembirakan. Komoditas primadona Indonesia yang terserap oleh kedua pasar tersebut adalah minyak sawit atau crude palm oil dan batu bara.

Berdasar data Kementerian Perdagangan (Kemendag) per Desember 2023, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan dalam sepuluh tahun terakhir dalam tren naik. Catatan terendah ekspor Indonesia adalah USD 1,94 miliar dan ekspor tertinggi senilai USD 4,33 miliar. 

Data per Desember 2023, Indonesia membukukan ekspor dengan Pakistan USD 3,03 miliar. Di samping itu, menurut data Trademap, terdapat 63 produk utama Indonesia yang diekspor setiap tahun ke Pakistan. 

BACA JUGA:Transformasi Ekonomi ala Prabowonomics: Solusi atau Delusi?

BACA JUGA:Geliat Koperasi Desa Merah Putih dalam Mengerahkan Perekonomian Bottom-up

Dengan kata lain, produk-produk tersebut merupakan andalan ekspor Indonesia ke Pakistan. Produk lainnya, sebagian besar merupakan produk yang juga banyak diekspor ke negara lain. Akan tetapi, pada 2024, ekspor Indonesia ke Pakistan mengalami peningkatan menjadi USD 3,52 miliar. 

Komoditas yang paling banyak diekspor adalah lemak dan minyak hewani/nabati ke Pakistan pada 2024 yang mencapai USD2,82 miliar. Itu setara 80,05 persen dari total ekspor Indonesia ke Pakistan pada 2024.

Di sisi lain, volume ekspor Indonesia ke India mencatatkan angka yang menggembirakan. Dari sejumlah komoditas yang diekspor, terdapat tiga besar yang menjadi andalan. Yakni, bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati/hewani, serta besi dan baja. 

BACA JUGA:Melejitkan Potensi Ekonomi Blue Carbon Sektor Kelautan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: