Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (41): Guilin, Kota Beraroma Guihua
POHON OSMANTHUS TERTUA terlihat berada di tengah-tengah lingkaran dari seberang kolam. Banyak orang menggantungkan pita merah di sekitar pohon yang terletak di Osmanthus Commune, Guilin, tersebut.-Doan Widhiandono-
Jelas bahwa orang Tiongkok sejak masa lalu memang sudah menggemari osmanthus. Fakta itu didukung oleh temuan arkeologis. Penggalian di beberapa situs kuno menunjukkan bahwa bunga itu sudah digunakan dalam makanan, upacara, dan sebagai simbol estetika selama berabad-abad.
Memang, osmanthus tidak hanya indah dan harum. Tetapi juga sarat makna budaya.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
Dalam mitologi Tiongkok, bunga itu terkait dengan legenda Chang’e, dewi bulan; dan Wu Gang, sosok abadi yang memanjat pohon osmanthus di bulan sebagai hukuman.
Artinya, osmanthus sarat simbol. Bukan sekadar tanaman. Tetapi bagian dari narasi sejarah dan kepercayaan masyarakat.
Di Guilin, osmanthus menjadi simbol kota dan identitas budaya. Pohon-pohon tua tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga menyimpan sejarah. Saat bunga mekar, aroma manisnya menyelimuti seluruh area. Menghadirkan pengalaman multi-indrawi bagi pengunjung.
Selain sebagai bagian dari lanskap kota, osmanthus juga menjadi elemen kuliner dan produk lifestyle. Teh osmanthus, atau 桂花茶, adalah minuman populer yang dibuat dari bunga kering, kadang dicampur dengan teh hijau atau hitam. Selain itu, ada pula Osmanthus Wine yang warnanya begitu menggoda. Kuning. Menyegarkan. Asli…

BIJI OSMANTHUS TERTUA teergantung di langit-langit. Biji berusia ribuan tahun itu diawetkan dengan cara karbonasi dan dilindungi bola kaca kedap udara.-Doan Widhiandono-
Kue, sirup, dan hidangan lokal sering diberi aroma osmanthus. Cita rasanya jadi khas. Hari itu, seorang jurnalis membeli penganan tradisional di tepi jalan. Kue osmanthus. Rasa dan cara pembuatannya sama seperti kue putu. Tepung dan gula dikukus.
Kue itu baru dibuat saat ada orang beli. Ya, seperti kue putu itu. Bedanya, pedagang di Tiongkok tidak mengalirkan uap untuk membunyikan peluit. Yang terang, keduanya sama-sama Penganan Unik Tenaga Uap. PUTU…
Osmanthus Commune juga memanfaatkan bunga ini untuk produk rumah tangga dan perawatan pribadi. Misalnya, lilin, krim perawatan, dan sabun. Dan semuanya bisa didapatkan di sesi akhir kunjungan. Sesi belanja…!
Mulai aroma yang menguar di udara, koleksi pohon tua, hingga ruang display yang informatif, terlihat jelas bahwa osmanthus bukan sekadar bunga. Ia adalah melainkan bagian dari warisan hidup Guilin.
BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer
Kota dan bunga itu seakan saling melengkapi: Guilin memberikan tempat dan sejarah, sementara osmanthus menyebarkan aroma, warna, dan makna budaya. (*/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: