Fitra Eri: Industri Perlu Waktu Adaptasi Sebelum BBM Beretanol Diterapkan

Menurut Menteri ESDM, Bahlil Lahadila, campuran etanol 10 persen tersebut juga dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, sehingga nantinya BBM yang dipakai menjadi lebih ramah lingkungan.-Istimewa-
HARIAN DISWAY - Pengamat otomotif Fitra Eri menilai kebijakan pemerintah yang akan mewajibkan penggunaan bahan bakar dengan campuran etanol mulai 2026 harus dilakukan secara bertahap.
Ia menegaskan, industri otomotif dan penyedia bahan bakar membutuhkan waktu untuk beradaptasi agar perubahan itu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
“Intinya, perubahan boleh saja. Tapi harus memberi kesempatan industri untuk beradaptasi sehingga masyarakat mendapatkan benefit maksimal,” kata Fitra dalam video yang diunggah di akun Instagram @otodriver_.
Ia menjelaskan, proses riset bahan bakar tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. “Riset aditif itu tidak sebentar, bisa memakan waktu tahunan. Aditif untuk sebuah jenis base fuel tidak bisa begitu saja diadaptasi ke base fuel dengan spesifikasi berbeda,” ujarnya.
BACA JUGA:Amankah BBM Campur Etanol bagi Mesin? Ini Penjelasan Pengamat Otomotif Fitra Eri
Menurut Fitra, bahan bakar beretanol memang memiliki tujuan baik untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan meningkatkan kualitas pembakaran mesin.
Namun, jurnalis otomotif kondang tersebut menekankan bahwa etanol memiliki karakteristik yang berbeda dari bahan bakar konvensional, sehingga seluruh rantai industri perlu penyesuaian teknis.
Fitra juga menyinggung beberapa SPBU swasta yang menolak menggunakan base fuel beretanol karena aditif yang mereka miliki sejak awal dirancang untuk bekerja dengan bahan bakar tanpa etanol.
“Kemungkinan besar mereka memiliki aditif di Indonesia yang dirancang untuk base fuel yang tidak mengandung etanol. Artinya mereka membutuhkan waktu riset lagi untuk membuat aditif yang bisa bekerja maksimal dengan base fuel beretanol,” terang Fitra.
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Klarifikasi Deretan Hoaks soal BBM dan Ajak Publik Cek Informasi Resmi
BACA JUGA:Indonesia Ikuti Jejak Dunia, Pertamina Dorong Pemakaian Etanol di BBM untuk Tekan Emisi
Ia juga menyoroti kesiapan industri otomotif. Tidak semua kendaraan, terutama yang berusia lama, mampu beroperasi optimal dengan bahan bakar beretanol.
“Sebagian besar mobil modern sudah tahan dengan etanol, tapi tidak semua. Mobil-mobil di bawah tahun 2000, apalagi tahun 90-an atau 80-an, sebagian besar dirancang untuk BBM tanpa etanol,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: