Mereka menggunakan tabung kaca dengan karbon hitam yang menyerap panas sinar matahari dan memindahkannya ke air.
BACA JUGA:Dilema Pengenaan Bea Masuk Antidumping Produk Impor dari Tiongkok
BACA JUGA:BRI, Kontribusi Tiongkok bagi Negara Berkembang
Sekarang Rizhao memiliki lebih dari sejuta pemanas air tenaga surya. Penggunaan pemanas air tenaga surya menjadi ”kewajiban” dan menjadi ”syarat” mutlak pendirian semua gedung baru di Kota Rizhao.
Sebab itulah, kita lihat banyak pemanas air tenaga surya berjejer di atap-atap.
Gas alam memang murah, tetapi sinar matahari gratis. Meski sistem pembuatan alatnya menghabiskan sekitar 4.000 yuan (sekitar Rp 8,8 juta), efek jangka panjang yang dihasilkan jauh lebih murah.
Pembangkit listrik tenaga surya mungkin menjadi kunci bagi dunia untuk membakar sedikit batu bara. Tiongkok saat ini adalah rumah bagi sebagian besar produsen fotovoltaik dunia.
BACA JUGA:Prospek Baru Persahabatan Indonesia dan Tiongkok
BACA JUGA:Persahabatan Indonesia-Tiongkok Makin Kokoh
Fotovoltaik adalah teknologi pengubahan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung.
Saat ini lebih dari 500 perusahaan di Tiongkok bersaing untuk menghasilkan fotovoltaik itu.
Saat ini tenaga surya di Rizhao tidak hanya digunakan untuk pemanas air, tetapi sudah digunakan untuk menerangi lampu kota dan lampu di sekitar pantai saat malam.
Setiap tahun Rizhao selalu masuk sepuluh kota terbaik di Tiongkok dalam hal kualitas udara. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Rizhao mendapatkan penghargaan World Clean Energy Award pada 2007 dan UN-Habitat Scroll of Honor Award pada tahun 2009 oleh PBB.
BACA JUGA:Kerja Sama Proyek OBOR antara Indonesia-Tiongkok
BACA JUGA:Merespons Kebangkitan Tiongkok
Transformasi lingkungan itu berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dari luar negeri yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.